Senin, 23 Maret 2015

[009] At Taubah Ayat 019

««•»»
Surah At Taubah 19

أَجَعَلْتُمْ سِقَايَةَ الْحَاجِّ وَعِمَارَةَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ كَمَنْ آمَنَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ وَجَاهَدَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ لَا يَسْتَوُونَ عِنْدَ اللَّهِ وَاللَّهُ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ الظَّالِمِينَ
««•»»
aja'altum siqaayata alhaajji wa'imaarata almasjidi alharaami kaman aamana biallaahi waalyawmi al-aakhiri wajaahada fii sabiili allaahi laa yastawuuna 'inda allaahi waallaahu laa yahdii alqawma alzhzhaalimiina
««•»»
Apakah (orang-orang) yang memberi minuman orang-orang yang mengerjakan haji dan mengurus Masjidilharam kamu samakan dengan orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian serta bejihad di jalan Allah? Mereka tidak sama di sisi Allah; dan Allah tidak memberi petunjuk kepada kaum yang zalim {633}.
{633} Ayat ini diturunkan untuk membantah anggapan bahwa memberi minum Para haji dan mengurus Masjidilharam lebih utama dari beriman kepada Allah serta berhijrah di jalan Allah.
««•»»
Do you regard the providing of water to ḥajj pilgrims and the maintenance of the Holy Mosque as similar [in worth] to someone who has faith in Allah and [believes in] the Last Day and wages jihād in the way of Allah? They are not equal with Allah, and Allah does not guide the wrongdoing lot.
««•»»

Imam Muslim dan Imam Abu Daud meriwayatkan dari Nu`man bin Basyir yang berkata: "Aku pernah berada didekat mimbar Rasulullah saw. bersama-sama dengan beberapa orang sahabat. Seorang dari mereka mengatakan, bahwa setelah ia masuk Islam dia tidak memperhatikan amal saleh kecuali memberi minuman kepada orang-orang yang mengerjakan haji. Seorang sahabat yang lain mengatakan, bahwa amal yang diutamakannya adalah mengurus Masjidil haram. Sedangkan seorang sahabat yang lain mengatakan, bahwa berjihad (berperang) di jalan Allah adalah lebih baik darpada yang dikemukakan oleh kedua orang temannya itu.

Oleh karena percakapan tiga orang itu merupakan suatu perbantahan, maka Sayidina Umar yang kebetulan berada di tempat itu melarang dengan mengatakan: "Jangan ramai-ramai berbantah di dekat mimbar Rasulullah saw. dan kebetulan hari itu adalah hari Jumat. Nanti setelah selesai salat Jumat aku akan mohon fatwa kepada Rasulullah saw. mengenai apa-apa yang kamu perselisihkan itu." Setelah selesai salat Jumat, Sayidina Umar mohon fatwa kepada Rasulullah saw., maka turunlah ayat ini."

Pertanyaan yang terkandung dalam ayat ini ditujukan kepada orang-orang mukmin yang berbantah-bantahan tentang amal saleh mana yang lebih utama sebagaimana tersebut di atas.

Sebagai jawaban diterangkan bahwa mengurus Masjidil Haram dan menyediakan minuman bagi orang-orang yang mengerjakan haji tidak dapat disamakan keutamaannya dengan beriman kepada Allah dan kepada hari kemudian serta berjihad di jalan Allah.

Amal-amal yang tersebut pada bagian pertama meskipun termasuk amal kebajikan tetapi derajat dan martabatnya tidak setinggi derajat amal-amal yang tersebut kemudian itu, yaitu iman dan jihad di jalan Allah sebagaimana tersebut dalam ayat itu.

Menganggap dua macam amal tersebut sama adalah suatu anggapan yang tidak pada tempatnya dan bertentangan dengan petunjuk dari Allah apalagi kalau dianggap bahwa amal pertama lebih utama dari amal kedua.

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

(Apakah orang-orang yang memberi minum kepada orang-orang yang mengerjakan haji dan mengurus Masjidilharam kalian jadikan) orang-orang yang bertugas menunaikan hal-hal tersebut (sama dengan orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian serta berjihad di jalan Allah? Mereka tidak sama di sisi Allah) dalam hal keutamaannya (dan Allah tidak memberikan petunjuk kepada kaum yang lalim) kepada orang-orang yang kafir. Ayat ini diturunkan berkenaan dengan sanggahan Allah terhadap orang yang mengatakan hal tersebut, dia adalah Abbas atau lainnya.
««•»»
Do you reckon the giving of water to pilgrims and the attendance of the Sacred Mosque, that is, [do you reckon] those who do such things, to be the same as he who believes in God and the Last Day and struggles in the way of God? They are not equal, in merit, in God’s sight; and God guides not the evildoing, the disbelieving, folk: this was revealed to refute those who claimed this, such as al-‘Abbās and others.

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
klik ASBABUN NUZUL klik
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

Ibnu Abu Hatim mengetengahkan sebuah atsar melalui jalur periwayatan Ali bin Abu Thalhah dari Ibnu Abbas r.a. yang menceritakan, bahwa ayahnya yang bernama Abbas sewaktu ditawan kaum Muslimin dalam perang Badar mengatakan, "Jika kalian telah mendahului kami dalam hal masuk Islam, berhijrah dan berjihad, sesungguhnya kami (telah mendahului kalian) dalam hal memakmurkan Masjidilharam, memberi minum jemaah haji dan menyantuni orang-orang miskin."

Maka turunlah firman-Nya,
"Apakah kalian menjadikan orang-orang yang memberi minum kepada orang-orang yang mengerjakan haji..."
(QS. At-Taubah [9]:19).

Imam Muslim, Ibnu Hibban dan Abu Daud mengetengahkan sebuah hadis melalui Nukman bin Basyir, yang menceritakan, bahwa pada suatu hari ia berada di hadapan mimbar Rasulullah saw. bersama dengan segolongan para sahabat lainnya. Kemudian salah seorang dari mereka mengatakan, "Aku tidak peduli lagi untuk tidak melakukan suatu amalan demi karena Allah sesudah Islam, melainkan aku akan tetap memberi minum kepada jemaah haji."

Sedangkan seorang lainnya mengatakan, bahkan aku akan tetap memakmurkan Masjidil Haram. Dan seorang yang lainnya lagi mengatakan bahkan berjihad di jalan Allahlah yang lebih baik dari semua yang telah kalian katakan. Sahabat Umar r.a. menghardik mereka supaya diam seraya mengatakan, "Janganlah kalian mengangkat suara di hadapan mimbar Rasulullah saw. (pada saat itu adalah hari Jumat). Nanti setelah salat Jumat dilaksanakan, maka aku akan langsung menemui Rasulullah saw. guna meminta fatwa darinya tentang masalah yang kalian persengketakan sekarang ini."

Maka Allah menurunkan firman-Nya,
"Apakah kalian menjadikan orang-orang yang memberi minum kepada orang-orang yang mengerjakan haji..."
(QS. At-Taubah [9]:19).
Sampai dengan firman-Nya,
"Dan Allah tidak memberikan petunjuk kepada kaum yang lalim..."
(QS. At-Taubah [9]:19).

Faryabi mengetengahkan sebuah atsar melalui Ibnu Sirin yang menceritakan, bahwa Ali bin Abu Thalib datang ke Mekah, kemudian ia berkata kepada Abbas, "Hai paman, tidaklah engkau ikut berhijrah, tidakkah engkau ingin menyusul Rasulullah saw.?" Lalu Abbas menjawab, "Aku akan tetap memakmurkan Masjidilharam dan mengurus Kakbah."

Maka turunlah firman-Nya,
"Apakah kalian menjadikan orang-orang yang memberi minum kepada orang-orang yang mengerjakan..."
(QS. At-Taubah [9]:19).

Abdurrazaq mengetengahkan hadis yang serupa yang ia terima melalui Sya'biy. Ibnu Jarir mengetengahkan sebuah atsar melalui Muhammad bin Kaab Al-Qurazhiy yang menceritakan, bahwa pada suatu hari Thalhah bin Syaibah, Abbas dan Ali bin Abu Thalib saling membanggakan dirinya masing-masing. Thalhah mengatakan, "Aku adalah orang yang menguasai Kakbah, kunci-kuncinya berada di tanganku." Sedangkan Abbas mengatakan, "Aku adalah orang yang menguasai siqayah dan yang mengaturnya." Dan Ali bin Abu Thalib mengatakan, "Sungguh aku telah melakukan salat dengan menghadap ke kiblat sebelum orang-orang lain melakukannya, dan aku adalah orang yang mula-mula berjihad."

Maka Allah menurunkan firman-Nya,
"Apakah kalian menjadikan orang-orang yang memberi minum kepada orang-orang yang mengerjakan haji..."
(QS. At-Taubah [9]:19).
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
•[AYAT 18]•[AYAT 20]•
•[
KEMBALI]
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»» 
19of129
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=9&tAyahNo=19&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2
http://al-quran.info/#9:19

[009] At Taubah Ayat 018

««•»»
Surah At Taubah 18

إِنَّمَا يَعْمُرُ مَسَاجِدَ اللَّهِ مَنْ آمَنَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ وَأَقَامَ الصَّلَاةَ وَآتَى الزَّكَاةَ وَلَمْ يَخْشَ إِلَّا اللَّهَ فَعَسَى أُولَئِكَ أَنْ يَكُونُوا مِنَ الْمُهْتَدِينَ
««•»»
innamaa ya'muru masaajida allaahi man aamana biallaahi waalyawmi al-aakhiri wa-aqaama alshshalaata waaataa alzzakaata walam yakhsya illaa allaaha fa'asaa ulaa-ika an yakuunuu mina almuhtadiina
««•»»
Hanya yang memakmurkan masjid-masjid Allah ialah orang-orang yang beriman kepada Allah dan Hari kemudian, serta tetap mendirikan shalat, emnunaikan zakat dan tidak takut (kepada siapapun) selain kepada Allah, maka merekalah orang-orang yang diharapkan termasuk golongan orang-orang yang mendapat petunjuk.
««•»»
Only those shall maintain Allah’s mosques who believe in Allah and the Last Day, and maintain the prayer and give the zakāt, and fear no one except Allah. They, hopefully, will be among the guided.
««•»»

Pada ayat ini Allah menerangkan bahwa yang patut memakmurkan mesjid-mesjid Allah hanyalah orang-orang yang benar-benar beriman kepada Allah dan berserah diri kepada-Nya, dan amal ibadahnya ikhlas karena Allah Tuhan Yang Maha Esa, dan tidak ada sekutu bagi-Nya, serta percaya akan datangnya hari akhirat tempat pembalasan segala amal perbuatan, rajin mendirikan salat, menunaikan zakat dan tidak takut kepada siapa pun selain Allah. Orang-orang inilah yang diharapkan termasuk golongan yang mendapat petunjuk dari Allah dan yang diridai-Nya untuk memakmurkan mesjid-mesjid-Nya di dalam dunia ini, baik memakmurkan dengan membangun dan memeliharanya maupun memakmurkan peribadatan dan lain-lainnya. Banyak hadis-hadis yang diriwayatkan tentang fadilah memakmurkan mesjid-mesjid Allah,

Antara lain sabda Rasulullah saw.:
من بنى لله مسجدا يبتغي به وجه الله بنى الله له بيتا في الجنة
Barang siapa membangun atau memakmurkan mesjid bagi Allah untuk mendapatkan keridaan-Nya, niscaya Allah akan membangunkan baginya sebuah rumah dalam surga.
(H.R. Bukhari, Muslim, dan Tirmizi dari Usman bin Affan)

Sabda Rasulullah saw.:
إذا رأيتم الرجل يعتاد المساجد فاشهدوا له بالإيمان
Apabila kamu melihat seorang laki-laki membiasakan diri (beribadah) di mesjid, maka saksikanlah bahwa ia orang yang beriman.
(H.R. Ahmad, Tirmizi, Ibnu Majah, dan Al-Hakim dari Abu Said Al-Khudri)

Dan sabdanya:
أن امرأة كانت تقم المسجد أي تكنسه فماتت فسأل عنها النبي صلى الله عليه وسلم فقيل له: ماتت، أفلا كنتم آذنتموني بها لأصلي عليها؟ دلوني على قبرها، فأتى قبرها فصلى عليها
Sesungguhnya ada seorang perempuan yang biasa menyapu mesjid lalu meninggal dunia, Rasulullah saw. menanyakannya dan tatkala dikatakan kepadanya bahwa perempuan itu sudah meninggal, Rasulullah berkata: "Mengapa kamu tidak memberitahukan kepada saya agar saya salatkan ia. Tunjukkanlah kepadaku di mana kuburnya." Maka Rasulullah mendatangi kuburan itu lalu beliau salat atasnya.
(H.R. Bukhari, Muslim, Abu Daud, dan Ibnu Majah)

Dan sabda Rasulullah saw.:
مهور الحور العين كنس المساجد وعمارتها
Membersihkan mesjid dan meramaikannya adalah mahar (maskawin) bidadari.
(H.R. Abu Bakar Asy Syafi'i dari Abu Qursafah)

Dan sabda Rasulullah lagi:
من أسرج سراجا في مسجد لم تزل الملائكة وحملة العرش يستغفرون له ما دام في ذلك المسجد ضوءه
Barang siapa yang menyalakan penerangan dalam mesjid, niscaya para malaikat dan pemikul-pemikul Arasy senantiasa memohon ampun kepada Allah agar diampuni dosanya selama lampu itu bercahaya dalam mesjid.
(H.R. Salim Ar Razi dari Anas ra.)

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

(Sesungguhnya yang memakmurkan mesjid-mesjid Allah hanyalah orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian serta tetap mendirikan salat, menunaikan zakat dan tidak takut) kepada seorang pun (selain kepada Allah, maka mereka orang-orang yang diharapkan termasuk orang-orang yang mendapat petunjuk).
««•»»
Only he shall attend God’s places of worship who believes in God and the Last Day, and observes prayer, and pays the alms, and fears none but God alone; it may be that those will be among the rightly guided.
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
•[AYAT 17]•[AYAT 19]•
•[
KEMBALI]
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»» 
18of129
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=9&tAyahNo=18&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2 
http://al-quran.info/#9:18

[009] At Taubah Ayat 017

««•»»
Surah At Taubah 17

مَا كَانَ لِلْمُشْرِكِينَ أَنْ يَعْمُرُوا مَسَاجِدَ اللَّهِ شَاهِدِينَ عَلَى أَنْفُسِهِمْ بِالْكُفْرِ أُولَئِكَ حَبِطَتْ أَعْمَالُهُمْ وَفِي النَّارِ هُمْ خَالِدُونَ
««•»»
maa kaana lilmusyrikiina an ya'muruu masaajida allaahi syaahidiina 'alaa anfusihim bialkufri ulaa-ika habithat a'maaluhum wafii alnnaari hum khaaliduuna
««•»»
Tidaklah pantas orang-orang musyrik itu memakmurkan mesjid-mesjid Allah, sedang mereka mengakui bahwa mereka sendiri kafir. Itulah orang-orang yang sia-sia pekerjaannya, dan mereka kekal di dalam neraka.
««•»»
The polytheists may not maintain Allah’s mosques while they are witness to their own unfaith. Their works have failed, and they shall remain in the Fire [forever].
««•»»

Menurut riwayat Ibnu Abbas bahwa setelah Abbas ditawan pada perang Badar, ia dicemoohkan oleh kaum muslimin dengan mengatakan dia kafir dan memutuskan silaturahmi, dan Sayidina Ali melontarkan kata-kata yang pedas kepadanya. Lalu Abbas menjawab cemoohan dan kata-kata pedas itu dengan: "Mengapa kamu menyebut-nyebut kejahatan kami saja, dan tidak sedikit pun mengingat kebaikan yang kami perbuat." Sayidina Ali berkata lagi: "Apakah kamu mempunyai kebaikan?" Abbas menjawab: "Ada, yaitu kami mengurus dan memakmurkan Masjidil Haram, memelihara Kakbah dan memberi orang-orang haji." Maka turunlah ayat ini untuk membantahnya.

Pada ayat ini Allah menerangkan bahwa tidak pantas kaum musyrikin memakmurkan Masjidil Haram dan mesjid-mesjid lainnya. Memakmurkan mesjid Allah itu adalah bertujuan untuk mengesakan dan mengagungkan Allah serta menaatinya. Hal ini sepantasnyalah dilakukan hanya oleh orang-orang mukmin, bukan orang-orang kafir dan orang-orang yang mempersekutukan Allah. Memakmurkan mesjid ialah membangunnya, mengurusnya, menghidupkannya dengan amal ibadah yang diridai Allah. Tetapi memakmurkan yang dilarang di sini untuk orang-orang kafir ialah bersifat kekuasaan terhadap mesjid, seperti menjadi pengurusnya. Adapun mempergunakan tenaga-tenaga orang kafir untuk membangun mesjid, seperti tukang-tukang dan sebagainya tidaklah termasuk dilarang. Begitu juga orang-orang muslimin boleh menerima mesjid yang dibangun oleh orang kafir atau yang diwasiatkan oleh orang kafir membangunnya, atau memperbaikinya selama tidak mengandung tujuan yang jahat untuk membikin mudarat.

Sekalipun para mufassirin berbeda pendapat tentang mesjid yang dimaksud dalam ayat ini, yaitu apakah Masjidil Haram saja sesuai dengan turunnya ayat ini seperti tersebut pada permulaan menafsirkan ayat ini, dan sesuai pula dengan bacaan sebagian ulama qiraat yang membacakan dengan mesjid artinya lafal muffed (tunggal) yaitu Masjidil Haram, atau yang dimaksud semua mesjid Allah sesuai dengan lafal jamak "masaajida" yang ada. Tetapi semua pendapat, baik Masjidil Haram atau pun mesjid-mesjid lainnya, tidak pantas dan tidak boleh bagi orang-orang musyrikin untuk memakmurkannya. Selanjutnya pada ayat ini Allah menerangkan bahwa orang-orang kafir itu sia-sialah amal dan pekerjaannya yang mereka bangga-banggakan, yaitu memakmurkan Masjidil Haram, memberi minum orang-orang haji, dan lain-lain yang mereka kerjakan selama mereka di dalam syirik. Ayat ini sesuai dengan ayat-ayat lain,

Seperti firman Allah:
وَلَوْ أَشْرَكُوا لَحَبِطَ عَنْهُمْ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ

Seandainya mereka mempersekutukan Allah, niscaya lenyaplah dari mereka amalan yang telah mereka kerjakan.
(QS. Al An'am [6]:88)

Pada akhir ayat ini Allah menerangkan bahwa orang-orang musyrik itu kekal dalam neraka menderita siksa, karena tidak ada amal mereka di dunia ini yang berguna untuk dapat menolong mereka di hari akhirat.

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

(Tidaklah pantas orang-orang musyrik itu memakmurkan mesjid-mesjid Allah) boleh dibaca mufrad dan boleh pula dibaca jamak, yakni dengan cara memasukinya dan duduk di dalamnya (sedangkan mereka mengakui bahwa mereka sendiri kafir. Itulah orang-orang yang sia-sia) batal (amal perbuatannya dan mereka kekal di dalam neraka).
««•»»
It is not for the idolaters to attend God’s places of worship (masājid, is also read in the singular, masjid), entering them or sitting in them, bearing witness, against themselves, to unbelief; those, their works have failed, [their works] are invalid, and in the Fire they shall abide.

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
•[AYAT 16]•[AYAT 18]•
•[
KEMBALI]
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»» 
17of129
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=9&tAyahNo=17&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2 
http://al-quran.info/#9:17

[009] At Taubah Ayat 016

««•»»
Surah At Taubah 16

أَمْ حَسِبْتُمْ أَنْ تُتْرَكُوا وَلَمَّا يَعْلَمِ اللَّهُ الَّذِينَ جَاهَدُوا مِنْكُمْ وَلَمْ يَتَّخِذُوا مِنْ دُونِ اللَّهِ وَلَا رَسُولِهِ وَلَا الْمُؤْمِنِينَ وَلِيجَةً وَاللَّهُ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ
««•»»
am hasibtum an tutrakuu walammaa ya'lami allaahu alladziina jaahaduu minkum walam yattakhidzuu min duuni allaahi walaa rasuulihi walaa almu/miniina waliijatan waallaahu khabiirun bimaa ta'maluuna
««•»»
Apakah kamu mengira bahwa kamu akan dibiarkan, sedang Allah belum mengetahui (dalam kenyataan) orang-orang yang berjihad di antara kamu dan tidak mengambil menjadi teman yang setia selain Allah, RasulNya dan orang-orang yang beriman. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.
««•»»
Do you suppose that you will be let off while Allah has not yet ascertained those of you who wage jihād and those who do not take, besides Allah and His Apostle and the faithful, anyone as [their] confidant? Allah is well aware of what you do.
««•»»

Pada ayat ini Allah memberikan peringatan yang sangat penting kepada kaum Muslimin yang disebabkan sesuatu hal sudah merasa berat untuk memerangi lagi orang-orang musyrikin, yaitu Allah menjelaskan maksudnya ialah bahwa Allah mengajak dan mendorong mereka supaya berpikir dan mempertimbangkan dengan penuh kesadaran dan keinsafan tentang hal-hal berikut:
  1. Apakah mereka sudah sungguh-sungguh melaksanakan jihad selama ini sebagaimana mestinya?
  2. Apakah orang-orang musyrik tidak akan memerangi mereka lagi dan tidak akan melanggar sumpah perjanjian sebagaimana yang biasa mereka lakukan?
  3. Apakah orang musyrik tidak akan mencerca agama Islam lagi dan menghalang-halangi orang untuk menganutnya sebagaimana mereka lakukan semenjak lahirnya agama Islam.
  4. Apakah kaum muslimin sudah lupa tingkah laku orang-orang munafik yang menikam Nabi dan kaum muslimin dari belakang?
  5. Apakah orang-orang muslimin dibiarkan saja tanpa mendapat cobaan dan ujian tanpa diketahui siapa-siapa yang benar-benar beriman dan berjihad di jalan Allah dan tidak mengambil orang-orang musyrikin menjadi teman kepercayaan?
Jadi ayat ini menerangkan kepada kaum muslimin bagaimana seharusnya mereka, yaitu harus tabah menghadapi segala macam cobaan dan ujian, tidak boleh merasa cepat puas dari hasil yang sudah dicapai dan tidak boleh pula malas dan bosan untuk meneruskan jihad, mereka juga harus mengetahui kewajiban menjaga dan waspada terhadap segala tipu daya musuh, dan tidak boleh menjadikan mereka teman yang akrab. Hal ini sudah banyak diperingatkan di dalam Alquran,

Antara lain firman Allah
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَتَّخِذُوا بِطَانَةً مِنْ دُونِكُمْ لَا يَأْلُونَكُمْ خَبَالًا وَدُّوا مَا عَنِتُّمْ قَدْ بَدَتِ الْبَغْضَاءُ مِنْ أَفْوَاهِهِمْ وَمَا تُخْفِي صُدُورُهُمْ أَكْبَرُ
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu ambil menjadi teman kepercayaanmu orang-orang yang di luar kalanganmu (karena) mereka tidak henti-hentinya (menimbulkan) kemudaratan bagimu. Mereka menyukai apa yang menyusahkan kamu. Telah nyata kebencian dari mulut mereka, dan apa yang disembunyikan dalam hati mereka lebih besar lagi.
(Q.S. Ali Imran [3]:118)

Selanjutnya pada akhir ayat diterangkan, bahwa Allah Maha Mengetahui apa yang dikerjakan orang-orang muslim dalam melaksanakan perintah berjihad dan apa yang terkandung dalam hati mereka, dan oleh karena itulah diperintahkan supaya mereka mematuhi petunjuk dan perintah Allah sebaik-baiknya.

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

(Apakah) mengandung makna ingkar (kalian mengira bahwa kalian akan dibiarkan begitu saja dan tiada) tidaklah (Allah mengetahui) dengan pengetahuan yang jelas (akan orang-orang yang berjihad di antara kalian) dengan hati yang tulus (dan tidak mengambil menjadi teman yang setia selain Allah, Rasul-Nya dan orang-orang yang beriman) artinya sebagai teman sejawat dan kekasih. Orang-orang yang berhati tulus itu tidak nampak jelas; yang dimaksud dengan mereka ialah orang-orang yang memiliki sifat-sifat seperti apa yang telah disebutkan di atas, mereka berbeda dengan orang-orang lain. (Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kalian kerjakan).
««•»»
Or (am has the meaning of the [initial a-] hamza used to express disavowal) did you suppose that you would be left [in peace] when God does not yet know, that is, through knowledge outwardly manifested, those of you who have struggled, sincerely, and have not taken, besides God and His Messenger and the believers, an intimate friend?, as a confidant or an ally? In other words: when it has not yet become manifest who the sincere ones are — those described in the exclusive way mentioned. And God is aware of what you do.

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
•[AYAT 15]•[AYAT 17]•
•[
KEMBALI]
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»» 
16of129
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=9&tAyahNo=16&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2 
http://al-quran.info/#9:16

Sabtu, 14 Maret 2015

[009] At Taubah Ayat 015

««•»»
Surah At Taubah 15

وَيُذْهِبْ غَيْظَ قُلُوبِهِمْ وَيَتُوبُ اللَّهُ عَلَى مَنْ يَشَاءُ وَاللَّهُ عَلِيمٌ حَكِيمٌ
««•»»
wayudzhib ghayzha quluubihim wayatuubu allaahu 'alaa man yasyaau waallaahu 'aliimun hakiimun
««•»»
Dan menghilangkan panas hati orang-orang mu'min. Dan Allah menerima taubat orang yang dikehendakiNya. Allah maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.
««•»»
and remove rage from their hearts, and Allah turns clemently to whomever He wishes, and Allah is all-knowing, all-wise
««•»»

Ayat ini sebagai lanjutan dari ayat 14 yang maksudnya ialah bahwa kekalahan kaum musyrikin itu akan melegakan dan menghilangkan panas hati orang-orang mukmin yang banyak menderita siksaan dan penganiayaan dari orang-orang musyrik selama ini, karena mereka tidak mampu membela diri bertahan di Mekah dan tidak kuasa pindah ke Madinah atau ke tempat lain yang aman.

Selanjutnya pada akhir ayat ini diterangkan bahwa Allah menerima tobat orang-orang yang dikehendaki-Nya dan Allah Maha Mengetahui dan Maha Bijaksana. Ayat ini memberi isyarat bahwa kaum musyrikin banyak yang telah bertobat dan Allah telah menerima tobat mereka, dan mereka menjadi orang-orang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan pembela agama Islam yang tangguh. Allahlah Yang Maha Mengetahui dan Maha Bijaksana mengatur hamba-Nya dan untuk mengatur kepentingan perkembangan agama-Nya di kemudian hari.

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

(Dan menghilangkan panas hati orang-orang mukmin) kegelisahannya (Dan Allah menerima tobat orang yang dikehendaki-Nya) dengan masuk Islam seperti apa yang dilakukan oleh Abu Sofyan (Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana).
««•»»
And He will remove the rage, the grief, in their hearts. God turns [in forgiveness] to whomever He will, when they return to Islam, as in the case of Abū Sufyān. And God is Knowing, Wise.
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
•[AYAT 14]•[AYAT 16]•
•[
KEMBALI]
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»» 
15of129
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=9&tAyahNo=15&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2 
http://al-quran.info/#9:15

[009] At Taubah Ayat 014

««•»»
Surah At Taubah 14

قَاتِلُوهُمْ يُعَذِّبْهُمُ اللَّهُ بِأَيْدِيكُمْ وَيُخْزِهِمْ وَيَنْصُرْكُمْ عَلَيْهِمْ وَيَشْفِ صُدُورَ قَوْمٍ مُؤْمِنِينَ
««•»»
qaatiluuhum yu'adzdzibhumu allaahu bi-aydiikum wayukhzihim wayanshurkum 'alayhim wayasyfi shuduura qawmin mu/miniina
««•»»
perangilah mereka, niscaya Allah akan menghancurkan mereka dengan (perantaraan) tangan-tanganmu dan Allah akan menghinakan mereka dan menolong kamu terhadap mereka, serta melegakan hati orang-orang yang beriman.
««•»»
Make war on them so that Allah may punish them by your hands and humiliate them, and help you against them, and heal the hearts of a faithful folk,
««•»»

Pada ayat ini Allah memerintahkan kaum Muslimin supaya memerangi orang-orang musyrik. Jika mereka melaksanakan perintah itu, niscaya Allah akan menyiksa kaum musyrikin dengan kekuatan kaum mukmin. Allah menjadikan mereka hina dan menolong orang-orang mukmin dan melegakan serta menghilangkan panas hati mereka yang banyak menderita pengkhianatan orang-orang musyrikin.

Yang dimaksud dengan Allah menyiksa orang-orang musyrik dengan kekuatan kaum Muslimin ialah membunuh dan menghancurkan mereka di dalam peperangan. Dan yang menjadikan mereka hina ialah karena kekalahan mereka dalam peperangan, dan mereka dijadikan tawanan dan budak. Menurut riwayat Ikrimah dan lain-lainnya, bahwa orang-orang mukmin yang lega dan hilang panas hatinya ialah suku Khuza`ah, sedangkan menurut Ibnu Abbas ialah suku-suku dari Yaman dan Saba' yang telah masuk Islam yang pernah mendapat siksa yang berat dari orang-orang musyrik Mekah. Mereka mengirimkan utusan mengadukan penderitaan mereka kepada Rasulullah di Madinah, maka Rasulullah menyampaikan salam dan harapan kepada mereka supaya menggembirakan hati, sebab pertolongan Allah akan datang dalam waktu yang dekat.

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

(Perangilah mereka niscaya Allah akan menyiksa mereka) Allah pasti akan membunuh mereka (dengan perantaraan tangan kalian dan Allah akan menghinakan mereka) Dia akan membuat mereka hina melalui cara penahanan dan penindasan (dan menolong kalian terhadap mereka serta melegakan hati orang-orang yang beriman) melalui apa yang telah dilakukan oleh Bani Khuzaah terhadap mereka yang merusak perjanjian.
««•»»
Fight them, and God will chastise them, He will have them killed, at your hands and degrade them, humiliate them through capture and subjugation, and He will give you victory against them, and He will heal the breasts of a people who believe, [removing the harm] done to them — these are the Banū Khuzā‘a.

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
klik ASBABUN NUZUL klik
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

Abu Syekh meriwayatkan melalui Qatadah yang menceritakan bahwa telah diceritakan kepada kami, bahwa ayat ini diturunkan berkenaan dengan Bani Khuza'ah, yaitu sewaktu mereka bersiap-siap memerangi Bani Bakar di Mekah. Abu Syekh meriwayatkan pula melalui Ikrimah yang menceritakan, bahwa ayat ini diturunkan berkenaan dengan orang-orang Khuza'ah. Abu Syekh meriwayatkan pula melalui Saddiy sehubungan dengan firman-Nya, "Dan melegakan hati orang-orang yang beriman."
(QS. At-Taubah 14).

Saddiy mengatakan, bahwa yang dimaksud dengan orang-orang yang beriman pada ayat di atas adalah orang-orang Khuza'ah teman sepakta Nabi saw. Nabi saw. telah melegakan hati mereka dari orang-orang Bani Bakar.
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
•[AYAT 13]•[AYAT 15]•
•[
KEMBALI]
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»» 
14of129
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=9&tAyahNo=14&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2
http://al-quran.info/#9:14

[009] At Taubah Ayat 013

««•»»
Surah At Taubah 13

أَلَا تُقَاتِلُونَ قَوْمًا نَكَثُوا أَيْمَانَهُمْ وَهَمُّوا بِإِخْرَاجِ الرَّسُولِ وَهُمْ بَدَءُوكُمْ أَوَّلَ مَرَّةٍ أَتَخْشَوْنَهُمْ فَاللَّهُ أَحَقُّ أَنْ تَخْشَوْهُ إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِينَ
««•»»
alaa tuqaatiluuna qawman nakatsuu aymaanahum wahammuu bi-ikhraaji alrrasuuli wahum badauukum awwala marratin atakhsyawnahum faallaahu ahaqqu an takhsyawhu in kuntum mu/miniina
««•»»
mengapakah kamu tidak memerangi orang-orang yang merusak sumpah (janjinya), padahal mereka telah keras kemauannya untuk mengusir Rasul dan merekalah yang pertama mulai memerangi kamu?. Mengapakah kamu takut kepada mereka padahal Allah-lah yang berhak untuk kamu takuti, jika kamu benar-benar orang yang beriman.
««•»»
engapakah kamu tidak memerangi orang-orang yang merusak sumpah (janjinya), padahal mereka telah keras kemauannya untuk mengusir Rasul dan merekalah yang pertama mulai memerangi kamu?. Mengapakah kamu takut kepada mereka padahal Allah-lah yang berhak untuk kamu takuti, jika kamu benar-benar orang yang beriman.
««•»»

Pada ayat ini Allah menggalakkan semangat orang-orang mukmin supaya melaksanakan dengan sungguh-sungguh perintah memerangi kaum musyrikin. Allah menyebutkan tiga sebab utama yang membuktikan bahwa orang-orang musyrik tidak bisa didiamkan dan dibiarkan saja, yaitu:

PERTAMA
Mereka melanggar perjanjian Hudaibiyah yang telah mereka adakan dengan Nabi Muhammad saw. dan para sahabatnya untuk tidak berperang selama l0 tahun, dan saling tidak boleh mengganggu antara kedua belah pihak dan sekutu-sekutunya. Tetapi kemudian tidak lama berselang setelah perjanjian itu diadakan, maka pihak musyrikin Quraisy telah membantu sekutunya dari Bani Bakar untuk menganiaya suku Khuza'ah dan sekutu Nabi yang tinggal di Mekah. Oleh karena itu Nabi merasa berkewajiban membela kaum muslimin yang akhirnya pada tahun ke 8 Hijriah, Mekah dapat ditaklukkan oleh kaum muslimin.

KEDUA
Sebelum Nabi Muhammad saw. hijrah ke Madinah, kaum musyrikin telah berusaha keras untuk mengusir Nabi Muhammad saw. dari Mekah, memenjarakan atau membunuhnya dengan mempergunakan kekuatan dan suku Quraisy agar keluarga Nabi Muhammad saw. sukar mengadakan penuntutan bela.
Inilah yang diisyaratkan oleh firman Allah:
وَإِذْ يَمْكُرُ بِكَ الَّذِينَ كَفَرُوا لِيُثْبِتُوكَ أَوْ يَقْتُلُوكَ أَوْ يُخْرِجُوكَ وَيَمْكُرُونَ وَيَمْكُرُ اللَّهُ وَاللَّهُ خَيْرُ الْمَاكِرِينَ
Dan (ingatlah), ketika orang-orang kafir (Quraisy) memikirkan daya upaya terhadapmu untuk menangkap dan memenjarakan, atau membunuhmu atau mengusirmu. Mereka memikirkan tipu daya dan Allah menggagalkan tipu daya itu. Dan Allah adalah sebaik-baik pembalas tipu daya.
(QS. Al Anfal [8]:30)

KETIGA
Merekalah yang memulai lebih dahulu memerangi kaum mukminin di Badar, Uhud, Khandaq dan lain-lainnya.

Selanjutnya setelah Allah menerangkan tiga sebab utama tersebut, maka Dia menggalakkan semangat dan perhatian orang-orang mukmin agar jangan takut terhadap orang-orang musyrikin itu, karena Allahlah yang lebih berhak untuk ditakuti jika benar-benar mereka beriman. Orang-orang yang benar-benar beriman kepada Allah dan Rasul-Nya harus berani berkorban demi kepentingan agama dan kebenaran tanpa dibayangi oleh suatu keraguan yang menimbulkan ketakutan dan kemunduran yang sangat merugikan mereka sendiri.

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

(Mengapakah tidak) sebagai suatu seruan (kalian perangi orang-orang yang telah merusak) mengingkari (janjinya) perjanjian mereka (padahal mereka telah keras kemauannya untuk mengusir Rasul) dari Mekah ketika mereka memusyawarahkan hal ini di Darun Nadwah (dan merekalah yang mulai) memerangi kalian (pada awal mulanya) di mana mereka telah memerangi Bani Khuzaah teman sepakta kalian untuk membantu Bani Bakar; apakah gerangan yang mencegah kalian untuk memerangi mereka (apakah kalian takut kepada mereka) merasa gentar menghadapi mereka (padahal Allah lah yang berhak untuk kalian takuti) bilamana kalian tidak memerangi mereka (jika kalian benar-benar orang yang beriman).
««•»»
Will you not (a-lā, ‘will not’ or ‘is not’, denotes incitement) fight a people who broke, violated, their oaths, their pacts, and intended to expel the Messenger, from Mecca — for they discussed this between them in their council assembly — initiating, combat, against you first?, when they fought alongside Banū Bakr against Khuzā‘a, your allies? So what is stopping you from fighting them? Are you afraid of them? God is more worthy of your fear, when you fail to fight them, if you are believers.
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
•[AYAT 12]•[AYAT 14]•
•[
KEMBALI]
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»» 
13of129
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=9&tAyahNo=13&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2 
http://al-quran.info/#9:13