Minggu, 07 Juni 2015

[009] At Taubah Ayat 035

««•»»
Surah At Taubah 35

يَوْمَ يُحْمَى عَلَيْهَا فِي نَارِ جَهَنَّمَ فَتُكْوَى بِهَا جِبَاهُهُمْ وَجُنُوبُهُمْ وَظُهُورُهُمْ هَذَا مَا كَنَزْتُمْ لِأَنْفُسِكُمْ فَذُوقُوا مَا كُنْتُمْ تَكْنِزُونَ
««•»»
yawma yuhmaa 'alayhaa fii naari jahannama fatukwaa bihaa jibaahuhum wajunuubuhum wazhuhuuruhum haadzaa maa kanaztum li-anfusikum fadzuuquu maa kuntum taknizuuna
««•»»
Pada hari dipanaskan emas perak itu dalam neraka jahannam, lalu dibakar dengannya dahi mereka, lambung dan punggung mereka (lalu dikatakan) kepada mereka: "Inilah harta bendamu yang kamu simpan untuk dirimu sendiri, maka rasakanlah sekarang (akibat dari) apa yang kamu simpan itu."
««•»»
on the day when these shall be heated in hellfire and therewith branded on their foreheads, their sides and their backs [and told]: ‘This is what you treasured up for yourselves! So taste what you have treasured!’
««•»»

Dalam ayat ini Allah menerangkan bahwa orang-orang yang mengumpulkan harta dan menyimpannya tanpa dinafkahkan sebagiannya pada jalan Allah (dibayarkan zakat) bagi orang mukmin akan dimasukkan ke dalam neraka pada hari akhirat dan di dalam neraka itu semua harta itu akan dipanaskan dengan api lalu disetrikakan pada dahi pemiliknya begitu pula lambung dan punggungnya, lalu diucapkan kepadanya inilah harta bendamu yang kamu simpan dahulu.

Sehubungan dengan ini ada hadis yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah:
ما من مسلم لا يؤدي زكاة ماله إلاا جعل له يوم القيامة صفائح من نار بها جنبه وجبهته وظهره
Tidak ada seorang laki-laki yang tidak menunaikan zakat hartanya melainkan hartanya itu akan dijadikan kepingan-kepingan api lalu disetrikakan pada lambung, dahi dan punggungnya.
(H.R. Muslim dari Abu Hurairah)

Demikianlah nasib orang-orang Yahudi dan Nasrani yang mengumpulkan harta dan menumpuknya serta mempergunakan sebagian harta itu untuk menghalangi manusia dari jalan Allah. Demikian pula nasib seorang muslim yang tidak menunaikan zakat hartanya. Harta itu sendirilah yang akan dijadikan alat penyiksanya. Bagaimana caranya apakah harta yang mereka peroleh di dunia itu dijadikan kepingan-kepingan api atau sebagai gambaran saja. Allah Yang Maha Mengetahui, karena hal itu termasuk urusan gaib yang tidak diketahui kecuali oleh Allah saja.

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

(Pada hari dipanaskan emas dan perak itu dalam neraka Jahanam lalu disetrika) dibakar (dengannya dahi, lambung dan punggung mereka) bakaran emas-perak itu merata mengenai seluruh kulit tubuh mereka lalu dikatakan kepada mereka ("Inilah harta benda kalian yang kalian simpan untuk diri kalian sendiri, maka rasakanlah sekarang akibat dari apa yang kalian simpan itu") sebagai pembalasannya.
««•»»
On the day when it shall be heated in the fire of Hell and therewith their foreheads and their sides and their backs shall be branded, burnt — their skins will be stretched until these [hoards of gold and silver] can be placed on them entirely, and it will be said to them: ‘This is what you hoarded up for yourselves: so taste now what you used to hoard!’, that is, [taste] its requital.
««•»»
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
•[AYAT 34]•[AYAT 36]•
•[
KEMBALI]
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»» 
35of129
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=9&tAyahNo=35&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2 
http://al-quran.info/#9:35

[009] At Taubah Ayat 034

««•»»
Surah At Taubah 34

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنَّ كَثِيرًا مِنَ الْأَحْبَارِ وَالرُّهْبَانِ لَيَأْكُلُونَ أَمْوَالَ النَّاسِ بِالْبَاطِلِ وَيَصُدُّونَ عَنْ سَبِيلِ اللَّهِ وَالَّذِينَ يَكْنِزُونَ الذَّهَبَ وَالْفِضَّةَ وَلَا يُنْفِقُونَهَا فِي سَبِيلِ اللَّهِ فَبَشِّرْهُمْ بِعَذَابٍ أَلِيمٍ
««•»»
yaa ayyuhaa alladziina aamanuu inna katsiiran mina al-ahbaari waalrruhbaani laya/kuluuna amwaala alnnaasi bialbaathili wayashudduuna 'an sabiili allaahi waalladziina yaknizuuna aldzdzahaba waalfidhdhata walaa yunfiquunahaa fii sabiili allaahi fabasysyirhum bi'adzaabin aliimin
««•»»
Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya sebahagian besar dari orang-orang alim Yahudi dan rahib-rahib Nasrani benar-benar memakan harta orang dengan jalan batil dan mereka menghalang-halangi (manusia) dari jalan Allah. Dan orang-orang yang menyimpan emas dan perak dan tidak menafkahkannya pada jalan Allah, maka beritahukanlah kepada mereka, (bahwa mereka akan mendapat) siksa yang pedih,
««•»»
O you who have faith! Indeed many of the scribes and monks wrongfully eat up the people’s wealth, and bar [them] from the way of Allah. Those who treasure up gold and silver, and do not spend it in the way of Allah, inform them of a painful punishment.
««•»»

Pada ayat ini diterangkan bahwa kebanyakan pemimpin dan pendeta orang Yahudi dan Nasrani telah dipengaruhi oleh cinta harta dan pangkat. Karena itu mereka tidak segan-segan menguasai harta orang lain dengan jalan yang tidak benar dan dengan terang-terangan menghalang-halangi manusia beriman kepada agama yang dibawa oleh Nabi Muhammad saw. Sebab kalau mereka membiarkan pengikut mereka membenarkan dan menerima dakwah Islam tentulah mereka tidak dapat lagi bersikap sewenang-wenang terhadap mereka dan akan hilanglah pengaruh dan kedudukan yang mereka nikmati selama ini. Pemimpin-pemimpin dan pendeta-pendeta Yahudi dan Nasrani itu telah melakukan berbagai cara untuk mengambil harta orang lain, di antaranya:
  1. Membangun makam nabi-nabi dan pendeta-pendeta dan mendirikan gereja-gereja yang dinamai dengan nama-Nya itu. Dengan demikian mereka dapat hadiah, nazar dan wakaf-wakaf yang dihadiahkan kepada makam dan gereja itu. Kadang-kadang mereka meletakkan gambar orang-orang suci mereka atau patung-patungnya, lalu gambar-gambar, patung-patung itu disembah dan dimintai bermacam-macam permintaan dan keinginan sebagai imbalannya. Supaya permintaan mereka dikabulkan, mereka hendaklah memberikan hadiah uang dan sebagainya. Dengan demikian terkumpullah uang yang banyak dan uang itu dikuasai sepenuhnya oleh pendeta itu. Ini adalah suatu tindakan yang bertentangan dengan agama yang dibawa oleh para rasul karena membawa kepada kemusyrikan dan mengambil harta orang dengan memakai nama nabi dan orang-orang suci.
  2. Yang khusus dilakukan oleh pendeta-pendeta Nasrani yaitu menerima uang dari seseorang sebagai imbalan atas pengampunan dosa yang diperbuatnya. Seseorang yang berdosa dapat diampuni dosanya bila ia datang ke gereja menemui bapak pendeta dan mengakui di hadapannya semua dosa dan maksiat yang dilakukannya, mereka percaya dengan penuh keyakinan bahwa bila bapak pendeta itu telah mengampuni dosanya, ini berarti Tuhan telah mengampuninya karena bapak pendeta itu adalah wakil Tuhan di atas bumi. Kepada mereka yang telah memberikan uang tebusan dosa itu diberikan kartu pengampunan seakan-akan kartu ini nanti yang akan diperlihatkannya kepada Tuhan di akhirat nanti di hari pembalasan yang menunjukkan bahwa mereka sudah bersih dari segala dosa.
  3. Imbalan memberikan fatwa-fatwa baik menghalalkan yang haram maupun mengharamkan yang halal sesuai dengan keinginan raja-raja, penguasa-penguasa dan orang-orang kaya. Bila pembesar dan orang kaya itu ingin melakukan suatu tindakan yang bertentangan dengan kebenaran seperti membalas dendam dan bertindak kejam terhadap suatu golongan yang mereka anggap sebagai penghalang bagi terlaksananya keinginan mereka atau mereka anggap sebagai musuh, mereka minta kepada pendeta supaya dikeluarkan suatu fatwa yang membolehkan mereka bertindak sewenang-wenang terhadap orang-orang itu, meskipun fatwa itu bertentangan dengan ajaran agama mereka seakan-akan ajaran agama itu dianggap sepi dan seakan-akan kitab Taurat itu hanya lemberan kertas yang boleh diubah-ubah semau mereka. Hal ini sangat dicela oleh Allah dalam firman-Nya: قُلْ مَنْ أَنْزَلَ الْكِتَابَ الَّذِي جَاءَ بِهِ مُوسَى نُورًا وَهُدًى لِلنَّاسِ تَجْعَلُونَهُ قَرَاطِيسَ تُبْدُونَهَا وَتُخْفُونَ كَثِيرًا وَعُلِّمْتُمْ مَا لَمْ تَعْلَمُوا أَنْتُمْ وَلَا آبَاؤُكُمْ Artinya: Katakanlah: "Siapakah yang menurunkan kitab (Taurat) yang dibawa oleh Nabi Musa sebagai cahaya dan petunjuk bagi manusia; kamu jadikan kitab itu lembaran-lembaran kertas yang bercerai-berai, kamu perlihatkan (sebagiannya) dan kamu sembunyikan sebagian besarnya, padahal telah diajarkan kepadamu apa yang kamu dan bapak-bapak kamu tidak mengetahuinya. (QS. Al An'am [6]:91).
  4. Mengambil harta orang lain yang bukan sebangsa atau seagama dengan mereka dengan melaksanakan kecurangan, pengkhianatan pencurian dan sebagainya dengan alasan bahwa Allah mengharamkan penipuan dan pengkhianatan hanya terhadap orang-orang Yahudi saja. Adapun terhadap orang-orang yang tidak sebangsa dan seagama dengan mereka maka hal ini dibolehkan. Hal ini dijelaskan Allah dengan firman-Nya: وَمِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ مَنْ إِنْ تَأْمَنْهُ بِقِنْطَارٍ يُؤَدِّهِ إِلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَنْ إِنْ تَأْمَنْهُ بِدِينَارٍ لَا يُؤَدِّهِ إِلَيْكَ إِلَّا مَا دُمْتَ عَلَيْهِ قَائِمًا ذَلِكَ بِأَنَّهُمْ قَالُوا لَيْسَ عَلَيْنَا فِي الْأُمِّيِّينَ سَبِيلٌ وَيَقُولُونَ عَلَى اللَّهِ الْكَذِبَ وَهُمْ يَعْلَمُونَ Artinya: Di antara ahli kitab ada orang jika kamu mempercayakan kepadanya harta yang banyak, dikembalikannya kepadamu dan di antara mereka ada orang yang jika kamu mempercayakan kepadanya satu dinar, tidak dikembalikan kepadamu kecuali jika kamu selalu menagihnya. Yang demikian itu lantaran mereka mengatakan: "Tidak ada dosa bagi kami terhadap orang-orang ummi." Mereka berkata dusta terhadap Allah, padahal mereka mengetahuinya. (QS. Ali Imran [3]:75).
  5. Mengambil rente (riba). Orang-orang Yahudi sangat terkenal dalam hal ini, karena ada di antara pendeta-pendeta mereka yang menghalalkannya meskipun dalam kitab mereka riba itu diharamkan. Ada pula di antara pendeta-pendeta itu yang menfatwakan bahwa mengambil riba dari orang-orang Yahudi adalah halal. Demikian pula pendeta-pendeta Nasrani ada yang menghalalkan sebagian riba meskipun mengharamkan sebagian yang lain.
Demikian cara-cara yang mereka praktekkan dalam mengambil dan menguasai harta orang lain untuk kepentingan diri mereka sendiri dan untuk memuaskan nafsu dan keinginan mereka. Adapun cara-cara mereka menghalangi manusia dari jalan Allah ialah dengan merusak akidah tauhid dan merusak ajaran agama yang murni. Orang-orang Yahudi telah pernah menyembah patung anak sapi, pernah mengatakan bahwa Uzair adalah anak Allah, dan banyak sekali mereka memutarbalikkan ayat-ayat Allah dan mengubah-ubahnya sesuai dengan keinginan dan hawa nafsu mereka sebagaimana telah dijelaskan pada ayat-ayat yang lalu yang tersebut dalam surat Al-Baqarah, Ali Imran, An-Nisa' dan Al-Maidah. Mereka secara terang-terangan mengingkari Nabi Musa a.s. sebagai nabi padahal dialah pembawa akidah yang murni yang kemudian dirusak oleh pendeta-pendeta Yahudi. Demikian pula orang-orang Nasrani telah menyelewengkan akidah tauhid yang dibawa oleh Nabi Isa a.s. sehingga mereka menganggapnya sebagai Tuhan.

Oleh karena itu mereka baik kaum Yahudi maupun Nasrani selalu menentang ajaran yang dibawa oleh Nabi Muhammad saw. bahkan selalu menghina beliau dengan berbagai cara dan selalu menentang dan mendustakan Alquranul Karim. Mereka berusaha dengan sekuat tenaga untuk memadamkan cahaya Allah tetapi Allah sudah menetapkan bahwa Dia akan menyempurnakan cahaya itu. Tentulah segala usaha dan daya upaya mereka akan menemui kegagalan tetapi pastilah hanya kehendak Allahlah yang berlaku dan terlaksana.

Allah berfirman:
يُرِيدُونَ أَنْ يُطْفِئُوا نُورَ اللَّهِ بِأَفْوَاهِهِمْ وَيَأْبَى اللَّهُ إِلَّا أَنْ يُتِمَّ نُورَهُ وَلَوْ كَرِهَ الْكَافِرُونَ
Mereka berkehendak memadamkan cahaya (agama) Allah dengan mulut (ucapan-ucapan) mereka, dan Allah tidak menghendaki selain menyempurnakan cahaya-Nya walaupun orang-orang kafir tidak menyukainya.
(QS. At Taubah [9]:32)

Demikianlah tindak-tanduk kebanyakan dari pimpinan dan pendeta kaum Yahudi dan Nasrani. Mereka karena sifat serakah, loba dan tamak akan harta benda, mengumpulkan sebanyak-banyaknya dan mempergunakan sebagian dari harta itu untuk menghalangi manusia mengikuti jalan Allah. Oleh sebab itu Allah akan melemparkan mereka kelak di akhirat ke dalam neraka dan akan menyiksa mereka dengan azab yang sangat pedih. Mengenai pengumpulan harta ini dan tidak menafkahkannya di jalan Allah, walaupun ditujukan kepada kaum Yahudi dan Nasrani, tetapi para mufassirin berpendapat bahwa ayat ini mencakup juga kaum muslimin. Maka siapa saja yang karena tamak dan serakahnya berusaha mengumpulkan harta kemudian menyimpannya dan tidak menafkahkannya pada jalan Allah, maka ia diancam Allah akan dimasukkan ke dalam neraka baik dia beragama Yahudi, Nasrani maupun beragama Islam.

Diriwayatkan oleh Ibnu Abbas bahwa setelah turun ayat ini, maka kaum Muslimin merasa berkeberatan dan berkata: "Kami tidak sampai hati bila kami tidak meninggalkan untuk anak-anak kami barang sedikit dari harta kami." Umar berkata: "Saya akan melapangkan hartamu." Lalu beliau pergi bersama Saban kepada Nabi dan mengatakan kepadanya: "Hai Nabi Allah, ayat ini amat terasa berat bagi sahabat engkau." Rasulullah menjawab: "Sesungguhnya Allah tidak mewajibkan zakat melainkan agar harta yang tinggal di tanganmu menjadi bersih." Allah hanya menetapkan hukum warisan terhadap harta yang masih ada sesudah matimu." Umar mengucapkan takbir atas penjelasan Rasulullah itu, kemudian Nabi berkata kepada Umar: "Aku akan memberitahukan kepadamu sesuatu yang paling baik untuk dipelihara, yaitu perempuan saleh yang apabila seorang suami memandangnya dia merasa senang, dan apabila disuruh dia mematuhinya dan apabila dia berada di tempat lain perempuan itu menjaga kehormatannya."

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

(Pada hari dipanaskan emas dan perak itu dalam neraka Jahanam lalu disetrika) dibakar (dengannya dahi, lambung dan punggung mereka) bakaran emas-perak itu merata mengenai seluruh kulit tubuh mereka lalu dikatakan kepada mereka ("Inilah harta benda kalian yang kalian simpan untuk diri kalian sendiri, maka rasakanlah sekarang akibat dari apa yang kalian simpan itu") sebagai pembalasannya.
««•»»
O you who believe, many of the rabbis and monks indeed consume, take, people’s goods by false means, as in the case of bribes [paid] for judgements, and bar, people, from the way of God, [from] His religion. And those who (wa’lladhīna is the subject) hoard up gold and silver, and do not expend them, these treasure-hoards, in the way of God, that is, they do not pay from it what is due to Him by way of alms and charity — give them tidings, inform them, of a painful chastisement.
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
•[AYAT 33]•[AYAT 35]•
•[
KEMBALI]
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»» 
34of129
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=9&tAyahNo=34&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2 
http://al-quran.info/#9:34

[009] At Taubah Ayat 033

««•»»
Surah At Taubah 33

هُوَ الَّذِي أَرْسَلَ رَسُولَهُ بِالْهُدَى وَدِينِ الْحَقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّينِ كُلِّهِ وَلَوْ كَرِهَ الْمُشْرِكُونَ
««•»»
huwa alladzii arsala rasuulahu bialhudaa wadiini alhaqqi liyuzhhirahu 'alaa alddiini kullihi walaw kariha almusyrikuuna
««•»»
Dialah yang telah mengutus RasulNya (dengan membawa) petunjuk (Al-Qur'an) dan agama yang benar untuk dimenangkanNya atas segala agama, walaupun orang-orang musyrikin tidak menyukai.
««•»»
It is He who has sent His Apostle with the guidance and the religion of truth, that He may make it prevail over all religions, though the polytheists should be averse.
««•»»

Pada ayat ini Allah swt. menerangkan bahwa sebagai jaminan atas kesempurnaan agama-Nya, maka diutuslah seorang rasul yaitu Nabi Muhammad saw. dan dibekali sebuah kitab Suci yaitu Alquranul karim yang penuh berisi petunjuk yang menjelaskan segala sesuatunya dan mencakup isi kitab-kitab suci sebelumnya. Selain itu dibekali juga dengan agama yang hak, agama yang lebih lengkap dari agama sebelumnya secara keseluruhan yaitu agama Islam. Agama yang telah diridai dan direstui Allah swt. untuk menjadi agama yang dianut oleh segenap umat manusia.

Firman Allah swt.:
وَرَضِيتُ لَكُمُ الْإِسْلَامَ دِينًا
Dan telah Kuridai Islam itu jadi agama bagimu.
(Q.S. Al Maidah [5]:3)

Agama Islam sesuai dengan segala keadaan dan tempat berlaku sepanjang masa sejak disyariatkannya sampai akhir zaman. Oleh karena itu tidak heran kalau agama Islam itu mendapat sambutan yang baik dari segenap umat yang maju dengan pesatnya sehingga dalam waktu-waktu yang singkat sudah tersebar ke segala penjuru dunia menempati tempat yang mulia dan tinggi, lebih tinggi dari agama-agama sebelumnya.

Meskipun orang musyrik tidak senang atas kenyataan-kenyataan itu, bahkan tetap menghalang-halangi dan kalau dapat menghancurkannya, tetapi kodrat iradat Allah jua yang akan berlaku, tak ada suatu kekuatan apa pun yang dapat menghambat dan menghalanginya.

Camkanlah firman Allah swt.:
سُنَّةَ اللَّهِ الَّتِي قَدْ خَلَتْ مِنْ قَبْلُ وَلَنْ تَجِدَ لِسُنَّةِ اللَّهِ تَبْدِيلًا
Sebagai suatu sunnatullah yang telah berlaku sejak dahulu, kamu sekali-sekali tidak akan menemukan perubahan bagi sunnatullah itu.
(QS. Al Fath [48]:23)

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

(Dialah yang telah mengutus rasul-Nya) yakni Nabi Muhammad saw. (dengan membawa petunjuk dan agama yang benar untuk dimenangkan-Nya) Dialah yang meninggikan agama-Nya (atas segala agama) semua agama yang berbeda dengan agama-Nya (walaupun orang-orang musyrik tidak menyukai) hal tersebut.
««•»»
He it is Who has sent His Messenger, Muhammad (s), with the guidance and the religion of truth, that He may manifest it, make it prevail, over every religion, all the religions which oppose it, even though the disbelievers be averse, to this.
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»•[AYAT 32]•[AYAT 34]•
•[
KEMBALI]
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»» 
33of129
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=9&tAyahNo=33&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2 
http://al-quran.info/#9:33

[009] At Taubah Ayat 032

««•»»
Surah At Taubah 32

يُرِيدُونَ أَنْ يُطْفِئُوا نُورَ اللَّهِ بِأَفْوَاهِهِمْ وَيَأْبَى اللَّهُ إِلَّا أَنْ يُتِمَّ نُورَهُ وَلَوْ كَرِهَ الْكَافِرُونَ
««•»»
yuriiduuna an yuthfi-uu nuura allaahi bi-afwaahihim waya/baa allaahu illaa an yutimma nuurahu walaw kariha alkaafiruuna
««•»»
Mereka berkehendak memadamkan cahaya (agama) Allah dengan mulut (ucapan- ucapan) mereka, dan Allah tidak menghendaki selain menyempurnakan cahayaNya, walaupun orang-orang yang kafir tidak menyukai.
««•»»
They desire to put out the light of Allah with their mouths, but Allah is intent on perfecting His light though the faithless should be averse.
««•»»

Pada ayat ini Allah swt. menjelaskan iktikad jahat Ahli Kitab. Mereka berkehendak memadamkan dan melenyapkan agama tauhid, yaitu agama yang dibawa oleh junjungan kita Nabi Besar Muhammad saw., agama yang penuh dengan bukti-bukti yang menunjukkan keesaan Allah swt. dan hal-hal yang tidak wajar bagi-Nya seperti yang dituduhkan oleh mereka bahwa Dia itu mempunyai anak dan lain sebagainya, agama yang berkitab sucikan Alquranul Karim yang penuh petunjuk dari Allah swt. kitab suci yang merupakan mukjizat terbesar sejak diturunkannya sampai akhir zaman nanti.

Untuk memenuhi kehendak busuknya itu, orang-orang Ahli Kitab menyebarkan fitnah dan celaan terhadap Rasulullah saw., sahabat-sahabatnya dan juga kepada kaum Muslimin. Mereka tidak senang melihat agama Islam itu mendapat sambutan baik dari masyarakat dan mendapat kedudukan yang tinggi pada permukaan bumi ini sehingga tidak ada agama yang lebih tinggi pada permukaan bumi ini

sebagaimana sabda Nabi saw.:
الإسلام يعلو ولا يعلى عليه
Islam itu tinggi dan tidak ada (agama) yang melebihi ketinggiannya.
(HR. Bukhari dan Muslim)

Segala macam usaha dan ikhtiar dilakukan oleh mereka, baik dengan jalan halus maupun dengan jalan kasar, berupa kekerasan, penganiayaan, peperangan dan lain sebagainya, demi untuk menghancurkan agama Allah itu yang diumpamakan nur atau cahaya yang menyinari alam semesta ini. Tetapi Allah tidak merestui maksud jahat itu. Semua usaha mereka gagal tidak berhasil, sedang agama Islam makin hari makin meluas, menembus celah-celah dinding sampai ke sasarannya, meluas sampai ke pelosok-pelosok sehingga dunia mengakui kemurniannya sekalipun belum semua umat manusia memeluknya.

Meskipun bukti-bukti telah cukup dan kenyataan-kenyataan telah jelas menunjukkan kebenaran agama Islam, namun mereka tetap membangkang dan memungkirinya. Mereka bekerja keras dengan segala macam usaha dan cara agar kaum Muslimin rela meninggalkan agamanya atau memeluk agama mereka. Janganlah terpedaya dengan sikap lemah lembut yang diperlihatkan mereka, karena semuanya itu adalah tipu muslihat dendam yang disembunyikan di dalam hati mereka adalah lebih hebat dan berbahaya.

Camkanlah firman Allah swt.:
وَلَنْ تَرْضَى عَنْكَ الْيَهُودُ وَلَا النَّصَارَى حَتَّى تَتَّبِعَ مِلَّتَهُمْ
Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang pada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka.
(QS. Al-Baqarah [2]:120)

Dan Firman-Nya:
قَدْ بَدَتِ الْبَغْضَاءُ مِنْ أَفْوَاهِهِمْ وَمَا تُخْفِي صُدُورُهُمْ أَكْبَرُ
Telah nyata kebencian dari mulut mereka dan apa yang disembunyikan oleh hati mereka lebih besar lagi.
(QS. Ali Imran [3]:118)

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

(Mereka berkehendak memadamkan cahaya/agama Allah) yakni syariat dan bukti-bukti-Nya (dengan mulut mereka) melalui perkataan-perkataan mereka dalam hal ini (dan Allah tidak menghendaki selain menyempurnakan) memenangkan (cahaya-Nya walaupun orang-orang yang kafir tidak menyukai) hal tersebut.

««•»»
They desire to extinguish God’s light, His Law and His proofs, with their tongues, with what they say about Him; and God refuses but to perfect, to make manifest, His light, even though the disbelievers be averse, to this.
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»•[AYAT 31]•[AYAT 33]•
•[
KEMBALI]
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»» 
32of129
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=9&tAyahNo=32&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2 
http://al-quran.info/#9:32

[009] At Taubah Ayat 031

««•»»
Surah At Taubah 31

اتَّخَذُوا أَحْبَارَهُمْ وَرُهْبَانَهُمْ أَرْبَابًا مِنْ دُونِ اللَّهِ وَالْمَسِيحَ ابْنَ مَرْيَمَ وَمَا أُمِرُوا إِلَّا لِيَعْبُدُوا إِلَهًا وَاحِدًا لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ سُبْحَانَهُ عَمَّا يُشْرِكُونَ
««•»»
ittakhadzuu ahbaarahum waruhbaanahum arbaaban min duuni allaahi waalmasiiha ibna maryama wamaa umiruu illaa liya'buduu ilaahan waahidan laa ilaaha illaa huwa subhaanahu 'ammaa yusyrikuuna
««•»»
Mereka menjadikan orang-orang alimnya dan rahib-rahib mereka sebagai tuhan selain Allah {639} dan (juga mereka mempertuhankan) Al Masih putera Maryam, padahal mereka hanya disuruh menyembah Tuhan yang Esa, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia. Maha suci Allah dari apa yang mereka persekutukan.
{639} Maksudnya: mereka mematuhi ajaran-ajaran orang-orang alim dan rahib-rahib mereka dengan membabi buta, biarpun orang-orang alim dan rahib-rahib itu menyuruh membuat maksiat atau mengharamkan yang halal.
««•»»
They have taken their scribes and their monks as lords besides Allah, and also Christ, Mary’s son; though they were commanded to worship only the One God, there is no god except Him; He is far too immaculate to have any partners that they ascribe [to Him]!
««•»»

Pada ayat ini Allah swt. menjelaskan bentuk kesesatan ahli kitab, baik kaum Yahudi maupun kaum Nasrani, masing-masing mengambil dan mengangkat Tuhan selain Allah swt. sebagaimana halnya orang-orang musyrik Arab yang ditiru-tirunya itu. Orang-orang Yahudi menjadikan pemuka-pemuka agama mereka sebagai Tuhan yang mempunyai hak menetapkan hukum menghalalkan dan mengharamkan. Sedang orang-orang Nasrani menjadikan rahib-rahib mereka yaitu pemuka-pemuka agama mereka sebagai Tuhan yang harus ditaati dan disembah. Adapun kedudukan pemuka-pemuka agama, baik ia sebagai pemuka Yahudi atau sebagai rahib Nasrani maupun sebagai alim ulama Islam, tidak lebih dari kedudukan seorang ahli yang mempunyai pengetahuan mendalam tentang seluk-beluk syariat agamanya masing-masing.

Segala pendapat dan fatwa yang dikemukakannya hanyalah sebagai penerangan dari hukum-hukum Allah yang harus disertai dan didasarkan atas dalil-dalil yang nyata dari firman Allah swt. atau sunah Rasul yang disampaikan oleh Rasul-Nya. Mereka tidak berhak sedikit pun membuat syariat-syariat agama, karena yang demikian itu adalah hak Allah semata-mata.

Menurut penganut agama Nasrani, di samping Isa Al-Masih itu dianggap sebagai Tuhan yang disembah, ada juga yang menyembah ibunya, yaitu Maryam padahal Isa itu adalah seorang rasul seperti rasul-rasul sebelumnya dan Maryam ibunya hanya seorang yang benar, dan keduanya makan dan minum juga sebagaimana halnya manusia-manusia yang lain.

Firman Allah:
مَا الْمَسِيحُ ابْنُ مَرْيَمَ إِلَّا رَسُولٌ قَدْ خَلَتْ مِنْ قَبْلِهِ الرُّسُلُ وَأُمُّهُ صِدِّيقَةٌ كَانَا يَأْكُلَانِ الطَّعَامَ
Al-Masih putra Maryam itu hanyalah seorang rasul yang sesungguhnya telah berlalu sebelumnya beberapa rasul, dan ibunya seorang yang sangat benar; kedua-duanya biasa memakan makanan.
(QS. Al Ma'idah [5]:75)

Kaum Katolik dan orang-orang Ortodoks menyembah murid-murid Isa dan pesuruh-pesuruhnya begitu juga kepala-kepala dan pemuka-pemuka agamanya yang dianggap suci, dan dijadikannya perantara yang akan menyampaikan ibadat mereka kepada Allah. Juga mereka menganggap pendeta-pendeta mereka mempunyai hak mengampuni, atau pun tidak mengampuninya sesuai dengan keinginannya padahal tidak ada yang berhak mengampuni dosa kecuali Allah swt.

sebagaimana firman-Nya:
وَمَنْ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلَّا اللَّهُ
Dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain daripada Allah.
(QS. Ali Imran [3]:135)

Adapun kaum Yahudi, mereka menambah-nambah hukum lain kepada syariat agamanya. Mereka tidak mencukupkan dan membatasi diri pada hukum yang terdapat dalam kitab Taurat sebagai pedoman hidupnya tetapi menambah dan memasukkan hukum-hukum lain yang didengarnya dari kepala-kepala agama mereka sebelum hukum-hukum itu dibukukan jadilah ia peraturan umum yang harus dituruti dan ditaati oleh kaum Yahudi.

Demikianlah kesesatan-kesesatan yang telah diperbuat Ahli Kitab padahal mereka itu tidak diperintahkan kecuali menyembah Tuhan Yang Satu Tuhan Seru sekalian alam yaitu Allah swt. karena tidak ada Tuhan Yang berhak disembah kecuali Dia; Dia adalah Tuhan Yang Maha Esa tiada sekutu bagi-Nya baik mengenal zat-Nya sifat-sifat-Nya maupun af`al-Nya. Maha Suci Allah swt. dari apa yang mereka persekutukan. Dan apabila mereka mempercayai bahwa pemimpin-pemimpin mereka itu berhak menentukan sesuatu hukum berarti mereka mempunyai kepercayaan bahwa ada Tuhan yang disembah selain dari Allah swt. yang dapat menyakitkan dan menyembuhkan, menghidupkan dan mematikan tanpa izin dari Allah swt. dan lain sebagainya. Dan bahwa ada Tuhan yang wajib ditaati dan dipatuhi segala perintah dan larangannya, segala apa yang dihalalkan dan diharamkannya sekalipun semuanya itu hanya timbul dari kehendak hawa nafsu dan akal pikirannya tidak bersumber dari wahyu Ilahi.

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

(Mereka menjadikan orang-orang alimnya) dimaksud adalah ulama-ulama Yahudi (dan rahib-rahib mereka) para pendeta Nasrani (sebagai tuhan selain Allah) karena para pengikut agama Yahudi dan Nasrani mengikuti mereka dalam hal menghalalkan apa yang telah diharamkan oleh Allah dan mengharamkan apa yang telah dihalalkan oleh-Nya (dan juga mereka mempertuhankan Almasih putra Maryam, padahal mereka tidak diperintahkan) oleh kitab Taurat dan kitab Injil mereka (melainkan hanya menyembah) maksudnya mereka disuruh supaya menyembah (Tuhan Yang Maha Esa, tidak ada Tuhan selain Dia, Maha Suci Allah) lafal subhaanahu mengandung arti menyucikan Allah (dari apa yang mereka persekutukan).
««•»»
They have taken their rabbis, the scholars among the Jews, and their monks, the devout among the Christians, as lords beside God — following them in making lawful what God has made unlawful and making unlawful what He has made lawful — and the Messiah, son of Mary, when they were not commanded, in the Torah and the Gospel, except to worship One God: there is no god except Him; glory be to Him, as an affirmation of His transcendence [high], above what they associate [with Him].

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»•[AYAT 30]•[AYAT 32]•
•[
KEMBALI]
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»» 
31of129
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=9&tAyahNo=31&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2 
http://al-quran.info/#9:31

[009] At Taubah Ayat 030

««•»»
Surah At Taubah 30

وَقَالَتِ الْيَهُودُ عُزَيْرٌ ابْنُ اللَّهِ وَقَالَتِ النَّصَارَى الْمَسِيحُ ابْنُ اللَّهِ ذَلِكَ قَوْلُهُمْ بِأَفْوَاهِهِمْ يُضَاهِئُونَ قَوْلَ الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْ قَبْلُ قَاتَلَهُمُ اللَّهُ أَنَّى يُؤْفَكُونَ
««•»»
waqaalati alyahuudu 'uzayrun ibnu allaahi waqaalati alnnashaaraa almasiihu ibnu allaahi dzaalika qawluhum bi-afwaahihim yudaahi-uuna qawla alladziina kafaruu min qablu qaatalahumu allaahu annaa yu/fakuuna
««•»»
Orang-orang Yahudi berkata: "Uzair itu putera Allah" dan orang-orang Nasrani berkata: "Al Masih itu putera Allah". Demikianlah itu ucapan mereka dengan mulut mereka, mereka meniru perkataan orang-orang kafir yang terdahulu. Dilaknati Allah mereka , bagaimana mereka sampai berpaling?
««•»»
The Jews say, ‘Ezra is the son of Allah,’ and the Christians say, ‘Christ is the son of Allah.’ That is an opinion that they mouth, imitating the opinions of the faithless of former times. May Allah assail them, where do they stray?!
««•»»

Pada ayat ini Allah swt. menjelaskan keyakinan ahli kitab yang salah, baik orang-orang Yahudi atau pun orang-orang Nasrani. Mereka berkeyakinan bahwa "Uzair itu putra Allah". Kepercayaan ini bertentangan sekali dengan pengertian iman yang sebenarnya kepada Allah. Karena iman yang benar ialah bahwa Allah itu esa, tunggal, tidak beranak, tidak berbapak dan tidak bersekutu dengan apa dan siapa pun. Dia Maha Sempurna, Maha Kuasa dan tidak ada satu pun yang menyerupai dan menyamai-Nya.

Uzair adalah seorang tukang tenung bangsa Yahudi, penduduk negeri Babylon, hidup di sekitar tahun 457 sebelum Masehi. Dia seorang pengarang ulung, pendiri suatu perhimpunan besar, dan rajin mengumpulkan naskah-naskah Kitab Suci dari berbagai daerah. Dialah yang memasukkan huruf-huruf Kaldaniyah sebagai pengganti huruf-huruf Ibrani kuno. Dia juga yang menulis hal-hal yang mengenai peredaran matahari, menyusun kembali kitab-kitab bermutu yang telah hancur binasa. Semasa hidupnya dianggap orang sebagai masa kesuburan agama Yahudi karena dialah penyair syariat Taurat yang terkemuka, menghidupkan syariat itu kembali sesudah sekian lama dilupakan orang. Oleh karena kaum Yahudi menganggapnya sebagai seorang suci yang lebih dekat kepada Allah bahkan sebagian dari mereka yang fanatik menganggap dan memanggilnya dengan "anak Allah".

Meskipun hanya sebagian dari kaum Yahudi yang berkepercayaan demikian tetapi dapat dianggap bahwa kepercayaan itu adalah kepercayaan mereka seluruhnya karena ucapan yang salah itu tidak dibantah dan diingkari oleh golongan yang lain.

Hal ini sejalan dengan firman Allah:
وَاتَّقُوا فِتْنَةً لَا تُصِيبَنَّ الَّذِينَ ظَلَمُوا مِنْكُمْ خَاصَّةً
Dan peliharalah dirimu dari siksaan yang tidak khusus menimpa orang-orang yang zalim saja di antara kamu.
(QS. Al Anfal [8]:25)

Demikian juga halnya kaum Nasrani terhadap Isa Al-Masih. Mereka beriktikad bahwa Isa itu anak Allah. Kepercayaan ini pun sangat bertentangan dengan iman kepada Allah swt. Sekalipun pada mulanya kata-kata "Isa itu anak Allah" hanyalah merupakan ucapan nenek moyang mereka yang bermaksud bahwa dia itu adalah seorang yang mulia, dikasihi Allah dan terhormat, dan bukanlah ucapan itu berarti anak Allah sebenarnya. Tetapi lambat laun, terutama ketika kepercayaan agama Hindu menyusup masuk ke dalam kaum Nasrani dan kedua agama itu berdampingan rapat, bahu-membahu, tertanamlah di dalam hati mereka kepercayaan bahwa Isa Al-Masih itu adalah benar-benar anak Allah. Kemudian setelah berlalu beberapa waktu lamanya, timbullah perubahan baru di dalam kepercayaan mereka, bahwa arti anak Allah dan Allah juga Roh Kudus (ruh suci) yang kemudian dikenal dengan "Bapak, anak dan ruh suci".

Menurut keyakinan mereka, tiga oknum tersebut yaitu "Anak Allah, Allah dan Ruh Suci" pada hakikatnya hanya satu. Ajaran Gereja ini sudah menjadi ketetapan di dalam agama Nasrani, tiga abad sepeninggal Isa Al-Masih dan murid-muridnya. Meskipun kepercayaan ini ditentang oleh sebagian dari mereka yang tidak sedikit jumlahnya, tetapi gereja-gereja Katholik, Ortodoks dan Protestan tetap pada pendiriannya. Bahkan orang-orang yang tidak membenarkan kepercayaan yang salah itu, dianggap tidak lagi termasuk kaum Nasrani dan telah murtad dari agamanya.

Mengatakan Isa Al-Masih anak Allah dan meyakini bahwa tiga oknum suci itu adalah hakikat Tuhan Yang Maha Esa, tidak dibenarkan oleh Allah swt. dan tidak dapat diterima oleh akal yang sehat dan belum ada satu juga agama Nabi-nabi sebelum itu menganut kepercayaan demikian. Allah swt. menandaskan bahwa ucapan mereka seperti itu adalah bohong, tidak mempunyai hakikat kebenaran sedikit juga dan tidak ada satu dalil dan bukti yang nyata dapat menguatkannya.

Sejalan dengan ini Allah swt. berfirman:
كَبُرَتْ كَلِمَةً تَخْرُجُ مِنْ أَفْوَاهِهِمْ إِنْ يَقُولُونَ إِلَّا كَذِبًا
Artinya:
Alangkah jeleknya kata-kata yang keluar dari mulut mereka, mereka tidak mengatakan (sesuatu) kecuali dusta.
(QS. Al Kahfi [18]:5)

Di dalam kitab-kitab perjanjian baru sendiri tidak terdapat keterangan yang menyatakan bahwa Isa Al-Masih itu anak Allah. Sesungguhnya mereka sudah sesat jauh dari yang sebenarnya. Mereka meniru-niru ucapan orang-orang kafir sebelumnya, seperti orang-orang musyrik bangsa Arab yang mengatakan "Malaikat-malaikat itu adalah putri-putri Allah".

Sejarah mencatat bahwa kepercayaan "Tuhan beranak, Tuhan menjelma dalam tiga oknum berhakikat satu" adalah kepercayaan kaum Brahma dan Budha di India, kepercayaan bangsa-bangsa Jepang, Persia, Mesir, Yunani dan Romawi zaman dahulu. Keadaan orang-orang Yahudi dan orang Nasrani mempercayai bahwa Allah swt. itu beranak, belum pernah ada seorang pun dari bangsa Arab yang mengetahuinya, begitu pula orang-orang yang berada di sekitarnya. Dan baru dengan turunnya Alquran diketahui. Ini adalah salah satu mukjizat Alquran.

Allah swt. mengutuk mereka karena mereka belum mau menginsafi dan menyadari kekeliruan dan kesesatannya. Meskipun Rasul-rasul Allah telah menjelaskan bahwa Allah itu Maha Esa, tidak beranak dan tidak diperanakkan, namun mereka tidak mau kembali ke akidah tauhid, bahkan tetap bertahan pada iktikadnya yang keliru, yaitu menganggap bahwa Uzair dan Isa Al-Masih adalah anak Allah, padahal keduanya itu adalah manusia-manusia hamba-Nya seperti juga manusia-manusia lain, sekalipun diakui bahwa keduanya itu adalah manusia yang saleh, taat kepada Allah dan Rasul-Nya, mulia dan dihormati,

sebagaimana firman Allah:
وَقَالُوا اتَّخَذَ الرَّحْمَنُ وَلَدًا سُبْحَانَهُ بَلْ عِبَادٌ مُكْرَمُونَ
Dan mereka berkata: "Tuhan Yang Maha Pemurah telah mengambil (mempunyai) anak." Maha Suci Allah. Sebenarnya (malaikat-malaikat itu) adalah hamba-hamba yang dimuliakan.
(QS. Al Anbiyaa [21]:26)

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

(Orang-orang Yahudi berkata, "Uzair itu putra Allah," dan orang-orang Nasrani berkata, "Almasih itu) yakni Nabi Isa (adalah putra Allah." Demikian itulah ucapan mereka dengan mulut mereka tanpa ada sandaran dalil yang mendukung perkataannya itu, bahkan (mereka meniru-niru) perkataan mereka itu meniru (perkataan orang-orang kafir yang terdahulu) dari kalangan nenek moyang mereka, karena menuruti tradisi mereka. (Semoga mereka dilaknat) dikutuk (oleh Allah, bagaimana) mengapa (mereka sampai berpaling) maksudnya bagaimana mereka sampai berani berpaling dari kebenaran, padahal dalilnya sudah jelas dan gamblang.
««•»»
The Jews say: Ezra is the son of God; and the Christians say: The Messiah, Jesus, is the son of God. That is the utterance of their mouths, for which they have no support, nay, imitating the utterances of those who disbelieved before [them], from among their forefathers, mimicking them. God assail, curse, them! How they are deviated!, turned away from the truth, despite the proofs having been established.

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
klik ASBABUN NUZUL klik
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

Ibnu Abu Hatim mengetengahkan sebuah atsar melalui Ibnu Abbas r.a. yang menceritakan, bahwa Sallam bin Misykum, Nukman bin Aufa, Muhammad bin Dahiyyah, Syasy bin Qais dan Malik bin Shaif datang menemui Rasulullah saw. lalu mereka berkata kepadanya, "Bagaimana kami dapat mengikutimu sedangkan engkau telah meninggalkan kiblat kami (Baitulmakdis) dan engkau tidak mempunyai keyakinan, bahwa Uzair adalah anak Allah?" Maka berkenaan dengan peristiwa tersebut Allah swt. menurunkan firman-Nya, "Dan orang-orang Yahudi berkata..."
(Q.S. At-Taubah 30).
««•»»
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
•[AYAT 29]•[AYAT 31]•
•[
KEMBALI]
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»» 
30of129
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=9&tAyahNo=30&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2 
http://al-quran.info/#9:30