Minggu, 08 Februari 2015

[009] At Taubah Ayat 003

««•»»
Surah At Taubah 3

وَأَذَانٌ مِنَ اللَّهِ وَرَسُولِهِ إِلَى النَّاسِ يَوْمَ الْحَجِّ الْأَكْبَرِ أَنَّ اللَّهَ بَرِيءٌ مِنَ الْمُشْرِكِينَ وَرَسُولُهُ فَإِنْ تُبْتُمْ فَهُوَ خَيْرٌ لَكُمْ وَإِنْ تَوَلَّيْتُمْ فَاعْلَمُوا أَنَّكُمْ غَيْرُ مُعْجِزِي اللَّهِ وَبَشِّرِ الَّذِينَ كَفَرُوا بِعَذَابٍ أَلِيمٍ 
««•»»
wa-adzaanun mina allaahi warasuulihi ilaa alnnaasi yawma alhajji al-akbari anna allaaha barii-un mina almusyrikiina warasuuluhu fa-in tubtum fahuwa khayrun lakum wa-in tawallaytum fai'lamuu annakum ghayru mu'jizii allaahi wabasysyiri alladziina kafaruu bi'adzaabin aliimin
««•»»
Dan (inilah) suatu permakluman daripada Allah dan Rasul-Nya kepada umat manusia pada hari haji akbar  {628} bahwa sesungguhnya Allah dan RasulNya berlepas diri dari orang-orang musyrikin. Kemudian jika kamu (kaum musyrikin) bertobat, maka bertaubat itu lebih baik bagimu; dan jika kamu berpaling, maka ketahuilah bahwa sesungguhnya kamu tidak dapat melemahkan Allah. Dan beritakanlah kepada orang-orang kafir (bahwa mereka akan mendapat) siksa yang pedih.
{628} Berbeda Pendapat antara mufassirin (ahli tafsir) tentang yang dimaksud dengan haji akbar, ada yang mengatakan hari Nahar, ada yang mengatakan hari Arafah. yang dimaksud dengan haji akbar di sini adalah haji yang terjadi pada tahun ke-9 Hijrah.
««•»»
[This is] an announcement from Allah and His Apostle to all the people on the day of the greater ḥajj:[1] that Allah and His Apostle repudiate the polytheists: If you repent[2] that is better for you; but if you turn your backs [on Allah], know that you cannot thwart Allah, and inform the faithless of a painful punishment.
[1] That is, the tenth of Dhū al-Ḥijjah, the day on which the pilgrims perform some of the major rites of the ḥajj in Minā.
[2] That is, abandon idolatry.
««•»»

Pada ayat ini Allah menerangkan pula suatu permakluman pada hari Haji Akbar yang isinya ialah menyatakan bahwa Allah dan Rasul-Nya membebaskan diri dari kaum musyrikin dan memutuskan hubungan dan perjanjian-perjanjian dengan mereka serta membersihkan agama mereka dari semua khurafat dan kesesatan.

Banyak hadis-hadis sahih yang diriwayatkan bertalian dengan permakluman ini antara lain, bahwa

Abu Hurairah berkata:
بعثني أبو بكر في تلك الحجة في مؤذنين بعثهم يوم النحر يؤذنون بمنى أن لا يحج بعد العام مشرك ولا يطوف في البيت عريان، ثم أردف رسول الله صلى الله عليه وسلم بعلي بن أبي طالب فأمر أن يؤ ذن ببراة وأن لا يحج بعد العام مشرك ولا يطوف بالبيت عريان

Saya (Abu Hurairah) diutus oleh Abu Bakar pada hari raya haji bersama dengan orang-orang yang ditugaskan untuk memaklumkan di Mina bahwa orang musyrik tidak diperbolehkan naik haji sesudah tahun ini dan tidak dibolehkan tawaf di Baitullah dengan telanjang. Kemudian Rasulullah saw. menyusuli dengan mengutus Ali bin Abu Talib dan memerintahkannya untuk memaklumkan (membaca ayat) Bara'ah dan orang musyrik tidak dibolehkan haji lagi sesudah tahun itu dan tidak dibolehkan tawaf di Baitullah dengan telanjang (sebagaimana kebiasaan kaum musyrikin).
(H.R. Bukhari dan Muslim)

Dan berkata Abu Hurairah lagi:
كنت نع علي بن أبي طالب حين بعثه رسول الله صلى الله عليه وسلم إلى أهل مكة ببراءة فقال: ما كنتم تنادون؟ قال: كنا ننادي أنه لا يدخل الجنة إلا نفس مؤمنة ولا يطوف بالبيت عريام ومن كان بينه وبين رسول الله صلى الله عليه وسلم عهد فإن أجله أو مدته إلى أربعة أشهر فإذا مضت الأربعة فإن الله بريء من المشركين ورسوله ولا يحج هذا البيت بعد عامنا هذا مشرك
Saya bersama-sama dengan Ali bin Abu Talib ketika ia diutus Rasulullah saw. kepada penduduk Mekah dengan (membacakan) ayat Bara'ah lalu ia bertanya: "Apakah yang kamu serukan (umumkan)?" Ali menjawab: "Kami serukan bahwa tidak ada yang masuk surga melainkan orang-orang mukmin, tidak dibolehkan tawaf di Baitullah dengan telanjang, barang siapa yang ada janji dengan Rasulullah saw. maka temponya atau masanya sampai empat bulan dan apabila selesai empat bulan, maka Allah dan Rasul-Nya membebaskan diri dari orang-orang musyrikin, dan tidak dibolehkan orang musyrikin naik haji ke Baitullah ini sesudah tahun kita ini (tahun ke 9 Hijrah)."
(H.R. Ahmad dari Abu Hurairah)

Para ulama banyak mengemukakan pendapat tentang apa yang dimaksud dengan haji akbar, antara lain sebagai berikut:
  1. Menurut Abdullah bin Haris, Ibnu Sirin dan Syafii bahwa yang dimaksud dengan haji akbar ialah hari Arafah, berdasarkan hadis yang diriwayatkan oleh Ahmad, Abu Daud, dan Tirmizi, Nasai dan Ibnu Majah.
  2. Menurut Ibnu Qayyim dan lain-lainnya bahwa yang dimaksud dengan hari haji akbar ialah hari Nahar (10 Zulhijah) berdasarkan hadis yang diriwayatkan Bukhari dan Muslim.
  3. Al-Qadi (Iyad) mengatakan: Apabila kita meneliti pendapat-pendapat itu, maka pendapat yang tersaring (terpilih) bahwa haji akbar itu ialah hari-hari mengerjakan manasik haji sebagaimana yang dikatakan oleh Mujahid. Tetapi apabila kita membahas tentang hari raya Haji Akbar, maka tidak diragukan lagi ialah wukuf di Arafah karena haji adalah Arafah. Barangsiapa yang dapat wukuf di Arafah, maka ia haji, dan barangsiapa yang tidak wukuf di Arafah, maka ia tidak memperoleh haji. Maka yang dimaksud dengan haji akbar dalam surat ini dan diucapkan Nabi saw. dalam khutbahnya ialah hari Nahar.
Adapun sebab dinamakan haji akbar yang berarti Haji Besar, maka sebagian ulama mengatakan ialah untuk membedakannya dengan umrah yang disebut haji kecil. Dan ada yang mengatakan karena amal-amal yang dikerjakan pada masa Haji itu lebih besar pahalanya jika dibandingkan dengan amal-amal yang dikerjakan pada masa-masa yang lain. Ada pula yang mengatakan, karena pada waktu itulah tampak kemuliaan yang lebih besar bagi kaum Muslimin dan kehinaan bagi orang-orang musyrikin. Masih banyak lagi pendapat lain.

Menurut ayat ini kelanjutan dari permakluman itu ialah jika kaum musyrikin itu bertobat menyesali kesesatan mereka dari berbuat syirik, melanggar janji dan sebagainya, dan kembali kepada jalan yang benar, yaitu beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan menghilangkan permusuhan dengan kaum Muslimin, itulah yang paling baik bagi mereka untuk kebahagiaan dunia dan akhirat, maka tetapi jika mereka berpaling, tidak mau menerima kebenaran dan petunjuk tetapi tetap membangkang maka mereka tidak akan dapat melemahkan kekuasaan Allah dan tidak akan dapat menghilangkan pertolongan yang dijanjikan Allah kepada Rasulullah saw. dan kepada orang-orang mukmin, yaitu kemenangan mereka dalam mengalahkan orang-orang musyrik dan munafik.
Mereka bukan saja menderita kekalahan dan kehinaan di dunia bahkan Rasulullah pun diperintahkan Allah untuk menyampaikan berita bahwa mereka akan mendapat siksa yang sangat pedih di akhirat.

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

(Dan inilah suatu permakluman) pengumuman (dari Allah dan Rasul-Nya kepada umat manusia pada hari haji akbar) yaitu hari raya kurban (bahwa) sesungguhnya (Allah berlepas diri dari orang-orang musyrik) dan perjanjian-perjanjian mereka (dan Rasul-Nya) demikian pula. Sehubungan dengan ayat ini Imam Bukhari telah meriwayatkan sebuah hadis, bahwa pada tahun itu juga, yaitu tahun sembilan Hijriah, Nabi saw. mengutus Ali untuk mempermaklumkan ayat-ayat ini pada hari raya kurban di Mina. (Yang isinya ialah), bahwasanya sesudah tahun ini tidak boleh lagi orang musyrik melakukan haji dan tawaf di Baitullah dan tidak boleh pula tawaf di Baitullah dengan telanjang.

(Kemudian jika kalian, kaum musyrikin, bertobat) dari kekafiran (maka bertobat itu lebih baik bagi kalian dan jika kalian berpaling) dari iman (maka ketahuilah bahwa sesungguhnya kalian tidak dapat melemahkan Allah. Dan beritakanlah) beritahukanlah (kepada orang-orang kafir akan siksaan yang pedih) azab yang pedih dengan cara dibunuh dan ditawan dan mendapat siksaan neraka kelak di akhirat.

««•»»
A proclamation, a notification, from God and His Messenger to mankind on the day of the Greater Pilgrimage, the Day of Sacrifice (yawm al-nahr), that God is free from obligation to the idolaters, and their pacts, and [so is] His Messenger, also free from obligation: in that same year, year 9 [of the Hijra], the Prophet (s) sent forth ‘Alī, who proclaimed these verses on the Day of Sacrifice at Minā, and also [he proclaimed] that after this year no idolater will [be allowed to] make pilgrimage or circumambulate the House naked, as reported by al-Bukhārī. So, if you repent, of unbelief, it will be better for you; but if you turn away, from belief, then know that you cannot escape God. And give tidings to — inform — those who disbelieve of a painful chastisement, namely, [of] slaughter or capture in this world, and of [punishment in] the Fire in the Hereafter.
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
•[AYAT 2]•[AYAT 4]•
•[
KEMBALI]
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»» 
3of129
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=9&tAyahNo=3&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2 
http://al-quran.info/#9:3

Tidak ada komentar:

Posting Komentar