Kamis, 30 April 2015

[009] At Taubah Ayat 029

««•»»
Surah At Taubah 29

قَاتِلُوا الَّذِينَ لَا يُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَلَا بِالْيَوْمِ الْآخِرِ وَلَا يُحَرِّمُونَ مَا حَرَّمَ اللَّهُ وَرَسُولُهُ وَلَا يَدِينُونَ دِينَ الْحَقِّ مِنَ الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ حَتَّى يُعْطُوا الْجِزْيَةَ عَنْ يَدٍ وَهُمْ صَاغِرُونَ
««•»»
qaatiluu alladziina laa yu/minuuna biallaahi walaa bialyawmi al-aakhiri walaa yuharrimuuna maa harrama allaahu warasuuluhu walaa yadiinuuna diina alhaqqi mina alladziina uutuu alkitaaba hattaa yu'thuu aljizyata 'an yadin wahum shaaghiruuna
««•»»
Perangilah orang-orang yang tidak beriman kepada Allah dan tidak (pula) kepada hari kemudian, dan mereka tidak mengharamkan apa yang diharamkan oleh Allah dan RasulNya dan tidak beragama dengan agama yang benar (agama Allah), (yaitu orang-orang) yang diberikan Al-Kitab kepada mereka, sampai mereka membayar jizyah  638  dengan patuh sedang mereka dalam keadaan tunduk.
««•»»
Fight those who do not have faith in Allah nor [believe] in the Last Day, nor forbid what Allah and His Apostle have forbidden, nor practise the true religion, from among those who were given the Book, until they pay the tribute out of hand, degraded.
««•»»
Pada ayat ini Allah memerintahkan kaum Muslimin supaya memerangi Ahli Kitab karena pada mereka terdapat empat unsur yang menyebabkan mereka memusuhi Islam. Empat unsur itu ialah:
  1. Mereka tidak beriman kepada Allah karena mereka telah menghancurkan asas ketauhidan. Mereka menjadikan pendeta-pendeta selaku orang suci yang berhak menentukan sesuatu, baik mengenai peraturan yang berkenaan dengan ibadat maupun yang berhubungan dengan halal dan haram. Demikian juga orang-orang Nasrani memandang bahwa Isa itu anak Allah atau Allah, sedangkan orang-orang Yahudi memandang pula Uzair anak Allah. Hal itu dengan tegas menunjukkan bahwa semua mereka mempersekutukan Allah dalam membuat peraturan agama.
  2. Mereka tidak beriman kepada hari kemudian, karena mereka menganggap bahwa kehidupan di akhirat sekadar kehidupan rohaniah belaka di mana manusia menjadi malaikat. Kesesatan anggapan mereka seperti ini karena tidak ada ketegasan, baik dalam Taurat maupun dalam Injil tentang adanya hari kebangkitan dan pembalasan sesudah mati di mana manusia bangkit kembali sebagai kejadiannya semula, yaitu terdiri dari jasad dan roh yang masing-masing akan merasakan kenikmatan karunia Allah sebagaimana ditegaskan dalam Alquran.
  3. Mereka tidak mengharamkan apa yang diharamkan oleh Allah dan Rasul-Nya. Orang-orang Yahudi tidak mengharamkan apa yang diharamkan oleh Allah pada syariat yang dibawa oleh Musa dan yang sebagiannya dinasakhkan oleh Isa, yakni dinyatakan tidak berlaku lagi hukumnya. Mereka memandang halal memakan harta manusia dengan jalan yang tidak halal (batal), seperti riba dan sebagainya dan mereka mengikuti cara-cara orang musyrik dalam keganasan berperang dan dalam memperlakukan orang-orang tawanan. Sedangkan orang-orang Nasrani memandang halal apa yang diharamkan oleh Allah pada syariat Musa yang belum dinasakhkan oleh Injil. Dalam Taurat Allah mengharamkan memakan gajih daging atau harga penjualannya. Orang-orang Nasrani tidak memandangnya haram.
  4. Mereka tidak berpegang kepada agama yang benar yaitu agama yang Allah wahyukan kepada Musa dan Isa a.s. Apa yang mereka anggap agama sebenarnya adalah merupakan suatu cara yang dibuat oleh pendeta-pendeta mereka berdasarkan pikiran dan kepentingan. Yang membawa pendeta kepada perbuatan tersebut karena pendeta Yahudi tidak sanggup menghafal kitab Taurat yang dibawa oleh Musa, demikian juga pendeta-pendeta Nasrani tidak dapat menghafal apa-apa yang disampaikan oleh Isa. Injil yang mereka terima jumlahnya puluhan, kemudian setelah melalui beberapa abad dari kenaikan Isa mereka memilih empat Injil daripadanya yang masing-masing terdapat pertentangan.
Demikianlah keadaan mereka diisyaratkan oleh firman Allah:
فَبِمَا نَقْضِهِمْ مِيثَاقَهُمْ لَعَنَّاهُمْ وَجَعَلْنَا قُلُوبَهُمْ قَاسِيَةً يُحَرِّفُونَ الْكَلِمَ عَنْ مَوَاضِعِهِ وَنَسُوا حَظًّا مِمَّا ذُكِّرُوا بِهِ وَلَا تَزَالُ تَطَّلِعُ عَلَى خَائِنَةٍ مِنْهُمْ إِلَّا قَلِيلًا مِنْهُمْ فَاعْفُ عَنْهُمْ وَاصْفَحْ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ
(Tetapi) karena mereka melanggar janjinya, Kami kutuk mereka dan Kami jadikan hati mereka keras membatu. Mereka suka berubah perkataan (Allah) dari tempat-tempatnya, dan mereka (sengaja) melupakan sebagian dari apa yang mereka telah diperingatkan dengannya, dan kamu (Muhammad) senantiasa akan melihat pengkhianatan dari mereka, kecuali sedikit di antara mereka (yang tidak berkhianat), maka maafkanlah mereka dan biarkanlah mereka, sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik.
(QS. Al Maidah [5]:13)

Karena itulah Allah swt. memerintahkan orang-orang mukmin supaya memerangi Ahli Kitab ketika mereka melakukan perbuatan-perbuatan permusuhan yang mengancam keamanan orang-orang mukmin, baik mengenai kehidupan beragama maupun kehidupan sosial. Jika mereka menerima Islam sebagai pengganti agamanya, maka mereka telah kembali kepada agama yang benar; dan jika mereka tunduk, takluk dan bertekuk lutut sehingga tidak sanggup lagi mengganggu dan mengancam kehidupan orang-orang mukmin, maka hendaklah mereka membayar jizyah sebagai tanda bahwa mereka berada dalam posisi yang rendah di mana kewajiban orang-orang mukmin seluruhnya menjamin kepada mereka, membela mereka, memberikan kebebasan kepada mereka terutama dalam menjalankan ibadat menurut agama mereka dan memperlakukan mereka dengan keadilan dan persamaan dalam kehidupan sosial sebagaimana diperlakukan terhadap kaum Muslimin sendiri.

Dengan membayar jizyah mereka disebut ahli zimmah atau kafir zimmi.

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

(Perangilah orang-orang yang tidak beriman kepada Allah dan tidak pula kepada hari kemudian) jika tidak demikian niscaya dari dahulu mereka sudah beriman kepada Nabi saw. (dan mereka tidak mengharamkan apa yang telah diharamkan oleh Allah dan Rasul-Nya) seperti khamar (dan tidak beragama dengan agama yang benar) yakni agama yang telah ditetapkan oleh Allah yang mengganti agama-agama lainnya, yaitu agama Islam (yaitu orang-orang) lafal alladziina pada ayat ini berkedudukan menjelaskan lafal alladziina pada awal ayat (yang diberikan Alkitab kepada mereka) kepada orang-orang Yahudi dan orang-orang Nasrani (sampai mereka membayar jizyah) kharaj yang dibebankan kepada mereka untuk membayarnya setiap tahun (dengan patuh) lafal yadin berkedudukan menjadi hal/kata keterangan, artinya, secara taat dan patuh, atau mereka menyerahkannya secara langsung tanpa memakai perantara atau wakil (sedangkan mereka dalam keadaan tunduk) yaitu patuh dan taat terhadap peraturan/hukum Islam.
««•»»
Fight those who do not believe in God, nor in the Last Day, for, otherwise, they would have believed in the Prophet (s), and who do not forbid what God and His Messenger have forbidden, such as wine, nor do they practise the religion of truth, the firm one, the one that abrogated other religions, namely, the religion of Islam — from among of those who (min, ‘from’, explains [the previous] alladhīna, ‘those who’) have been given the Scripture, namely, the Jews and the Christians, until they pay the jizya tribute, the annual tax imposed them, readily (‘an yadin is a circumstantial qualifier, meaning, ‘compliantly’, or ‘by their own hands’, not delegating it [to others to pay]), being subdued, [being made] submissive and compliant to the authority of Islam.
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»•[AYAT 28]•[AYAT 30]•
•[
KEMBALI]
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»» 
29of129
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=9&tAyahNo=29&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2 
http://al-quran.info/#9:29

[009] At Taubah Ayat 028

««•»»
Surah At Taubah 28

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنَّمَا الْمُشْرِكُونَ نَجَسٌ فَلَا يَقْرَبُوا الْمَسْجِدَ الْحَرَامَ بَعْدَ عَامِهِمْ هَذَا وَإِنْ خِفْتُمْ عَيْلَةً فَسَوْفَ يُغْنِيكُمُ اللَّهُ مِنْ فَضْلِهِ إِنْ شَاءَ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ حَكِيمٌ
««•»»
yaa ayyuhaa alladziina aamanuu innamaa almusyrikuuna najasun falaa yaqrabuu almasjida alharaama ba'da 'aamihim haadzaa wa-in khiftum 'aylatan fasawfa yughniikumu allaahu min fadhlihi in syaa-a inna allaaha 'aliimun hakiimun
««•»»
Hai orang-orang yang beriman, Sesungguhnya orang-orang yang musyrik itu najis {634}, maka janganlah mereka mendekati Masjidilharam {635} sesudah tahun ini {636}. Dan jika kamu khawatir menjadi miskin {637}, maka Allah nanti akan memberimu kekayaan kepadamu dari karuniaNya, jika Dia menghendaki. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.
{634} Maksudnya: jiwa musyrikin itu dianggap kotor, karena menyekutukan Allah.
{635} Maksudnya: tidak dibenarkan mengerjakan haji dan umrah. menurut Pendapat sebagian mufassirin yang lain, ialah kaum musyrikin itu tidak boleh masuk daerah Haram baik untuk keperluan haji dan umrah atau untuk keperluan yang lain.
{636} Maksudnya setelah tahun 9 Hijrah.
{637} Karena tidak membenarkan orang musyrikin mengerjakan haji dan umrah, karena pencaharian orang-orang Muslim boleh Jadi berkurang.
««•»»
O you who have faith! The polytheists are indeed unclean: so let them not approach the Holy Mosque after this year. Should you fear poverty, Allah will enrich you out of His grace, if He wishes. Indeed Allah is all-knowing, all-wise.
««•»»

Setelah Rasulullah saw. menunjuk Abu Bakar menjadi Amirul Hajj, maka Rasulullah memberi tugas kepada Ali bin Abu Talib supaya mendampingi Abu Bakar membacakan ayat-ayat permulaan surat At-Taubah di hadapan orang banyak. Maka timbullah kecemasan di kalangan kaum muslimin karena khawatir akan menghadapi kesulitan makanan akibat orang-orang musyrik tidak dibolehkan masuk ke Mekah untuk melakukan ibadah haji. Orang-orang musyrik itu biasanya apabila datang ke Mekah untuk mengerjakan haji mereka membawa bahan-bahan makanan sebagai barang dagangan.

Hal ini mempengaruhi orang-orang Islam sehingga mereka bertanya satu sama lain, dari manakah kita akan mendapat makanan sekiranya orang-orang musyrik itu tidak dibolehkan lagi masuk Mekah. Maka turunlah ayat ini yang menerangkan kepada orang-orang mukmin bahwa orang-orang musyrik itu adalah hukumnya najis, disebabkan akidah mereka kotor dan rusak, mereka menyembah berhala dan patung, percaya kepada tahayul dan khurafat.

Mereka makan barang yang kotor, seperti bangkai dan darah. Perjudian dan perzinaan mereka anggap perbuatan yang baik; Orang-orang yang kotor akidah dan perbuatannya dilarang datang ke Masjidil Haram. Karena itu setelah berakhir tahun 9 hijriah mereka dilarang masuk ke tanah suci terutama memasuki Masjidil Haram.

Pada akhirnya ayat ini Allah menjamin kehidupan orang-orang mukmin dari kemelaratan. Mereka tidak perlu khawatir akan kekurangan makanan dan barang-barang dagangan akibat larangan Allah terhadap orang-orang musyrik tersebut yang biasanya datang ke tanah suci membawa barang dagangan.

Jaminan Allah kepada orang-orang mukmin untuk mendapat kehidupan yang baik tergantung kepada kegiatan usaha dan ikhtiar seseorang. Namun demikian tidak terlepas daripada kehendak Allah swt. kepada siapa Allah memberikan karunia-Nya. Oleh karena itu orang-orang mukmin hendaklah mempertebal keimanan dan tawakalnya kepada Allah di samping melakukan usaha dan ikhtiar.

Allah Taala Maha Mengetahui urusan yang akan datang, baik yang mengenai kemakmuran atau kemelaratan yang menimpa penduduk suatu negeri. Allah Maha Bijaksana dalam segala sesuatu terutama yang mengenai ketentuannya, baik merupakan perintah maupun berupa larangan.

Allah Taala telah memenuhi janji-Nya karena kenyataannya penduduk tanah suci Mekah tidak mengalami kesulitan kehidupan.

Setelah tersiarnya larangan tersebut maka semakin banyaklah orang-orang musyrik masuk Islam, bukan saja mereka yang berada di sekitar Jazirah Arab, malahan hampir sampai ke segenap penjuru dunia.

Mereka tentulah berkewajiban menunaikan ibadah haji di samping mereka bebas mengunjungi tanah suci. Hal yang demikian ini merupakan salah satu jalan bagi penduduk Mekah untuk memperoleh kemakmuran hidup.

Dengan adanya larangan Allah terhadap orang-orang musyrik memasuki Masjidil Haram terjadilah perselisihan pendapat antara ulama fikih sebagai berikut:
  1. Orang-orang yang musyrik termasuk ahli kitab tidak dibolehkan memasuki Masjidil Haram, sedang mesjid lainnya dibolehkan terhadap orang-orang kafir ahli kitab. Demikian menurut mazhab Imam Syafii.
  2. Orang-orang musyrik termasuk Ahli Kitab tidak dibolehkan memasuki seluruh mesjid. Demikian menurut mazhab Maliki.
  3. Yang dilarang memasuki Masjidil Haram adalah orang-orang yang musyrik saja (tidak termasuk Ahli Kitab). Demikian menurut mazhab Hanafi.
  4. Sebagian ulama berpendapat bahwa orang-orang musyrik dilarang memasuki tanah haram dan jikalau dia datang secara diam-diam (menyamar) kemudian ia mati dan dikuburkan, maka setelah diketahui wajiblah digali mayatnya dan dikuburkan di luar tanah haram.
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

(Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya orang-orang yang musyrik itu najis) maksudnya kotor karena batin mereka najis (maka janganlah mereka mendekati Masjidilharam) artinya, mereka tidak boleh memasuki tanah suci (sesudah tahun ini) yakni tahun kesembilan Hijriah. (Dan jika kalian khawatir menjadi beban) fakir oleh sebab orang-orang musyrik itu tidak mau lagi berdagang dengan kalian (maka Allah nanti akan memberikan kekayaan kepada kalian dari karunia-Nya, jika Dia menghendaki) dan memang Allah telah membuat mereka kaya sesudah itu melalui banyaknya futuh/kemenangan dan jizyah yang berhasil mereka peroleh. (Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana).
««•»»
O you who believe, the idolaters are indeed unclean, [they are] filth, on account of their inner vileness, so do not let them come near the Sacred Mosque, that is, let them not enter the Sanctuary, after this year of theirs, year 9 of the Hijra. If you fear impoverishment, poverty, as a result of the cessation of their commerce with you, God will surely enrich you from His bounty, if He will: and He indeed enriched them through conquests and [the imposition of] the jizya. God is Knowing, Wise.

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
klik ASBABUN NUZUL klik
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

Ibnu Abu Hatim mengetengahkan sebuah atsar melalui Ibnu Abbas r.a. yang menceritakan, bahwa orang-orang musyrik selalu mendatangi Kakbah seraya membawa makanan untuk mereka jual. Maka tatkala mereka dilarang memasuki mesjid lalu kaum Muslimin berkata, "Dari manakah kita akan mendapat makanan?" Maka Allah swt. menurunkan firman-Nya, "Dan jika kalian khawatir menjadi miskin, maka Allah nanti akan memberikan kekayaan kepada kalian dari karunia-Nya."
(QS. At-Taubah [9]:28).

Ibnu Jarir dan Abu Syekh keduanya mengetengahkan sebuah atsar melalui Said bin Jubair yang menceritakan, bahwa sewaktu Allah menurunkan firman-Nya, "Sesungguhnya orang-orang yang musyrik itu najis, maka janganlah mereka mendekati Masjidilharam sesudah tahun ini."
(QS. At-Taubah [9]:28).

Hal tersebut dirasakan amat berat oleh kaum Muslimin, dan mereka mengatakan, "Siapakah yang akan mendatangkan makanan dan barang-barang kebutuhan kepada kami?" Maka Allah menurunkan firman-Nya, "Dan jika kalian khawatir menjadi miskin, maka Allah nanti akan memberikan kekayaan kepada kalian dari karunia-Nya."
(QS. At-Taubah [9]:28).

Ibnu Jarir mengetengahkan pula hadis yang serupa hanya melalui jalur Ikrimah, Athiyyah Al-Aufiy, Dhahhak, Qatadah dan lain-lainnya.««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
•[AYAT 27]•[AYAT 29]•
•[
KEMBALI]
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»» 
28of129
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=9&tAyahNo=28&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2 
http://al-quran.info/#9:28

[009] At Taubah Ayat 027

««•»»
Surah At Taubah 27

ثُمَّ يَتُوبُ اللَّهُ مِنْ بَعْدِ ذَلِكَ عَلَى مَنْ يَشَاءُ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ
««•»»
tsumma yatuubu allaahu min ba'di dzaalika 'alaa man yasyaau waallaahu ghafuurun rahiimun
««•»»
Sesudah itu Allah menerima taubat dari orang-orang yang dikehendakiNya. Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
««•»»
Then Allah shall turn clemently after that to whomever He wishes. Indeed Allah is all-forgiving, all-merciful.
««•»»

Pada ayat ini Allah menjelaskan bahwa terhadap orang-orang yang sudah mendapat azab dari Allah di dunia ini karena kekafiran, mereka dapat diberi ampunan dan diterima tobatnya bilamana mereka itu telah mendapat petunjuk dari Allah masuk Islam. Bilamana mereka telah masuk Islam dan tidak lagi mempersekutukan Allah. Maka hapuslah kesalahannya dan diampuni oleh Allah segala dosanya karena Allah itu Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

(Sesudah itu Allah menerima tobat dari orang-orang yang dikehendaki-Nya) dari kalangan orang-orang kafir karena masuk Islam (Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang).
««•»»
Then afterwards God will relent to whom He will, from among them, by [their acceptance of] Islam. And God is Forgiving, Merciful.
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
•[AYAT 26]•[AYAT 28]•
•[
KEMBALI]
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»» 
27of129
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
http://al-quran.info/#9:27

[009] At Taubah Ayat 026

««•»»
Surah At Taubah 26

ثُمَّ أَنْزَلَ اللَّهُ سَكِينَتَهُ عَلَى رَسُولِهِ وَعَلَى الْمُؤْمِنِينَ وَأَنْزَلَ جُنُودًا لَمْ تَرَوْهَا وَعَذَّبَ الَّذِينَ كَفَرُوا وَذَلِكَ جَزَاءُ الْكَافِرِينَ
««•»»
tsumma anzala allaahu sakiinatahu 'alaa rasuulihi wa'alaa almu/miniina wa-anzala junuudan lam tarawhaa wa'adzdzaba alladziina kafaruu wadzaalika jazaau alkaafiriina
««•»»
Kemudian Allah menurunkan ketenangan kepada RasulNya dan kepada orang-orang yang beriman, dan Allah menurunkan bala tentara yang kamu tiada melihatnya, dan Allah menimpakan bencana kepada orang- orang yang kafir, dan demikianlah pembalasan kepada orang-orang yang kafir.
««•»»
Then Allah sent down His composure upon His Apostle and upon the faithful, and He sent down hosts you did not see, and He punished the faithless, and that is the requital of the faithless.
««•»»

Pada ayat ini Allah menerangkan bahwa sesudah kaum Muslimin sedih dan duka cita akibat kekalahan dalam peperangan Hunain, maka Allah menurunkan pertolongan kepada mereka yang merupakan ketetapan hati dan mendatangkan bala tentara yang tak dapat mereka lihat. Bala tentara itu terdiri dari malaikat-malaikat yang gagah perkasa. Perasaan sedih dan berduka cita bagi kaum Muslimin berubah menjadi tenang, berani dan maju ke depan. Akhirnya orang-orang kafir menderita kekalahan, dibunuh, ditawan dan hartanya menjadi rampasan. Kekalahan itu adalah merupakan azab bagi mereka itulah balasan atas kekafiran mereka dan balasan atas permusuhan mereka terhadap kaum Muslimin.

Firman Allah swt.:
قَاتِلُوهُمْ يُعَذِّبْهُمُ اللَّهُ بِأَيْدِيكُمْ وَيُخْزِهِمْ وَيَنْصُرْكُمْ عَلَيْهِمْ
Perangilah mereka, niscaya Allah akan menyiksa mereka dengan (perantaraan) tangan-tanganmu dan Allah akan menghinakan mereka dan menolong kamu terhadap mereka.
(QS. At Taubah [9]:14)

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

(Kemudian Allah menurunkan ketenangan) rasa aman (kepada Rasul-Nya dan kepada orang-orang Mukmin) sehingga mereka kembali lagi bergabung dengan Nabi saw. sewaktu Abbas memanggil/menyeru mereka atas instruksi dari Nabi, lalu mereka meneruskan peperangan itu (dan Allah menurunkan bala tentara yang kalian tiada melihatnya) yakni para malaikat (dan Allah menimpakan bencana kepada orang-orang kafir) sehingga banyak di antara mereka yang terbunuh dan tertawan (dan demikianlah pembalasan kepada orang-orang kafir).
««•»»
Then God sent down His Spirit of Peace, His reassurance, upon His Messenger and upon the believers, and so they turned back towards the Prophet (s), after al-‘Abbās called them, with his [the Prophet’s] permission, and they fought [once again]; and He sent down legions, of angels, you did not see, and chastised the disbelievers, with slaughter and capture, and that is the requital of the disbelievers.
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
•[AYAT 25]•[AYAT 27]•
•[
KEMBALI]
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»» 
26of129
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=9&tAyahNo=26&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2 
http://al-quran.info/#9:26

[009] At Taubah Ayat 025

««•»»
Surah At Taubah 25

لَقَدْ نَصَرَكُمُ اللَّهُ فِي مَوَاطِنَ كَثِيرَةٍ وَيَوْمَ حُنَيْنٍ إِذْ أَعْجَبَتْكُمْ كَثْرَتُكُمْ فَلَمْ تُغْنِ عَنْكُمْ شَيْئًا وَضَاقَتْ عَلَيْكُمُ الْأَرْضُ بِمَا رَحُبَتْ ثُمَّ وَلَّيْتُمْ مُدْبِرِينَ
««•»»
laqad nasharakumu allaahu fii mawaathina katsiiratin wayawma hunaynin idz a'jabatkum katsratukum falam tughni 'ankum syay-an wadaaqat 'alaykumu al-ardhu bimaa rahubat tsumma wallaytum mudbiriina
««•»»
Sesungguhnya Allah telah menolong kamu (hai para mu'minin) di medan peperangan yang banyak, dan (ingatlah) peperangan Hunain, yaitu diwaktu kamu menjadi congkak karena banyaknya jumlah (mu), maka jumlah yang banyak itu tidak memberi manfa'at kepadamu sedikitpun, dan bumi yang luas itu telah terasa sempit olehmu, kemudian kamu lari kebelakang dengan bercerai-berai.
««•»»
Allah has certainly helped you in many situations, and on the day of Ḥunayn, when your great number impressed you, but it did not avail you in any way, and the earth became narrow for you in spite of its expanse,[1] whereupon you turned your backs [to flee].
[1] That is, you were at a complete loss and at the end of your wits.
««•»»

Dalam ayat ini Allah menerangkan bahwa orang-orang mukminin mendapat pertolongan yang banyak dari Allah di dalam peperangan menghadapi kaum musyrikin yang menghalang-halangi tersiarnya agama Islam.

Pertolongan itu adalah berupa kemenangan yang sempurna baik cepat maupun lambat, seperti perang Badar yang mendapat kemenangan yang besar, dan perang Hunain yang pada mulanya kalah kemudian menang. Pada perang Hunain itu kaum Muslimin memiliki tentara yang sangat banyak, sedang orang kafir memiliki tentara dalam jumlah yang lebih kecil dari tentara kaum Muslimin.

Dengan jumlah tentara yang banyak itu kaum Muslimin merasa bangga dan merasa tidak akan dapat dikalahkan, tetapi kenyataan tidak demikian kaum Muslimin dipukul mundur oleh orang kafir, seolah-olah tentara yang banyak, harta serta persiapan perang yang demikian lengkapnya tidak berguna sedikit pun sehingga terasa bagi mereka bahwa bumi yang luas ini telah menjadi sempit yang menyebabkan mereka lari ke belakang dalam keadaan bercerai-berai.

Diriwayatkan oleh Ibnu Majah, Baihaqi dan lain-lain dari Aksam bin Aljan bahwa peperangan Hunain itu terjadi pada tahun kedelapan Hijrah, sesudah penaklukan Mekah di suatu tempat yang bernama Hunain, yaitu suatu lembah terletak antara Mekah dan Taif. Tentara kaum Muslimin berjumlah 12.000 orang, sedang tentara orang kafir hanya 4.000 orang saja. Pada peperangan ini kaum Muslimin mengalami kekalahan sampai mundur, tetapi akhirnya turunlah pertolongan Allah dan menanglah kaum Muslimin.

Diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim dari Al-Barra' bin Azib r.a. yang menggambarkan suasana perang Hunain. Yaitu seorang laki-laki dari Qais bertanya: "Hai Abu Ammarah, apakah kamu turut meninggalkan Rasulullah pada perang Hunain?" Abu Ammarah menjawab: "Rasulullah tidak lari sekalipun orang-orang Hunain, tukang pemanah yang jitu dan pihak musuh dapat melancarkan serangannya, tetapi masih dapat kami lumpuhkan."

Pada waktu kaum Muslimin sedang berebutan harta rampasan, maka musuh menghujani mereka dengan anak panah sehingga kaum Muslimin menderita kekalahan dan musuh mendapat kemenangan. Di waktu itu aku lihat Rasulullah saw. berkuda tampil ke muka sambil mengatakan dengan secara gagah berani: "Akulah nabi, anak Abdul Muttalib, jangan ragu, ya Allah turunkanlah pertolongan-Mu."

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

(Sesungguhnya Allah telah menolong kalian di tempat-tempat) peperangan (yang banyak) seperti dalam perang Badar, perang melawan Bani Quraizhah dan perang melawan Bani Nadhir (dan) ingatlah (peperangan Hunain) Hunain adalah nama sebuah lembah yang terletak di antara kota Mekah dan Thaif. Artinya ingatlah sewaktu kalian berperang melawan orang-orang Hawazin, yaitu dalam bulan Syawal, tahun 8 Hijriah (yaitu di waktu) lafal idz menjadi kata ganti dari lafal yaum (kalian menjadi congkak karena banyaknya jumlah kalian) lalu pada saat itu kalian mengatakan bahwa kami tidak akan dapat dikalahkan oleh golongan yang sedikit.

Pada saat itu jumlah pasukan kaum Muslimin ada dua belas ribu orang sedangkan pasukan orang kafir hanya berjumlah empat ribu orang (maka jumlah yang banyak itu tidak memberi manfaat kepada kalian sedikit pun dan bumi yang luas itu telah terasa sempit oleh kalian) huruf maa adalah mashdariyah, artinya sekalipun bumi itu luas tetapi kalian tidak dapat menemukan tempat yang aman sebagai akibat dari pengaruh rasa takut yang menimpa pada saat itu (kemudian kalian lari ke belakang dengan bercerai-berai) karena terpukul akan tetapi Nabi saw. tetap bertahan pada posisinya seraya menaiki kendaraan bagal putihnya dan tiada yang menemaninya selain Abbas serta Abu Sofyan yang memegang tali kendali kendaraan beliau.

««•»»
God has already helped you on many fields, of battle, such as Badr, and [against] Qurayza and al-Nadīr, and, remember, on the day of Hunayn — a valley between Mecca and Tā’if; that is, [remember] the day on which you fought Hawāzin — this was in Shawwāl in year 8 [of the Hijra], when (idh substitutes for yawma, ‘the day’) your vast numbers were pleasing to you, such that you were saying, ‘We shall not be defeated today, not on account of our being few’: and they numbered 12,000, while the disbelievers were 4,000); but it availed you nothing and the earth, for all its breadth (bi-mā rahubat, the mā refers to the verbal noun, in other words [understand it as being] ma‘a rahbihā, ‘despite its breadth’), it was straitened for you, such that you could not find a place in which you felt secure, because of the severe fear that afflicted you; then you turned back, retreating, fleeing: the Prophet (s), however, on his white mule remained firm, with only al-‘Abbās by his side, while Abū Sufyān was charging on his mount.

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
klik ASBABUN NUZUL klik
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

Imam Baihaqi di dalam kitab Dalailnya meriwayatkan sebuah hadis melalui Rabi' bin Anas, bahwasanya dalam medan peperangan Hunain ada seorang lelaki dari pihak kaum Muslimin mengatakan, "Kami tidak akan dapat dikalahkan oleh golongan (musuh) yang jumlah sedikit." Pada saat itu jumlah pasukan kaum Muslimin dua belas ribu orang. Akan tetapi kenyataannya justru hal itu membuat Rasulullah saw. berada dalam kesulitan; maka Allah menurunkan firman-Nya, "Dan di medan peperangan Hunain, yaitu di waktu kalian menjadi congkak karena banyaknya jumlah kalian..."
(QS. At-Taubah [9]:25).
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
•[AYAT 24]•[AYAT 26]•
•[
KEMBALI]
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»» 
25of129
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=9&tAyahNo=25&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2 
http://al-quran.info/#9:25

Sabtu, 18 April 2015

[009] At Taubah Ayat 024

««•»»
Surah At Taubah 24

قُلْ إِنْ كَانَ آبَاؤُكُمْ وَأَبْنَاؤُكُمْ وَإِخْوَانُكُمْ وَأَزْوَاجُكُمْ وَعَشِيرَتُكُمْ وَأَمْوَالٌ اقْتَرَفْتُمُوهَا وَتِجَارَةٌ تَخْشَوْنَ كَسَادَهَا وَمَسَاكِنُ تَرْضَوْنَهَا أَحَبَّ إِلَيْكُمْ مِنَ اللَّهِ وَرَسُولِهِ وَجِهَادٍ فِي سَبِيلِهِ فَتَرَبَّصُوا حَتَّى يَأْتِيَ اللَّهُ بِأَمْرِهِ وَاللَّهُ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ الْفَاسِقِينَ
««•»»
qul in kaana aabaaukum wa-abnaaukum wa-ikhwaanukum wa-azwaajukum wa'asyiiratukum wa-amwaalun iqtaraftumuuhaa watijaaratun takhsyawna kasaadahaa wamasaakinu tardhawnahaa ahabba ilaykum mina allaahi warasuulihi wajihaadin fii sabiilihi fatarabbashuu hattaa ya/tiya allaahu bi-amrihi waallaahu laa yahdii alqawma alfaasiqiina
««•»»
Katakanlah: "jika bapak-bapak, anak-anak, saudara-saudara, isteri-isteri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai dari Allah dan RasulNYA dan dari berjihad di jalan NYA, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan NYA". Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasik.
««•»»
Say, ‘If your fathers and your sons, your brethren, your spouses, and your kinsfolk, the possessions that you have acquired, the business you fear may suffer, and the dwellings you are fond of, are dearer to you than Allah and His Apostle and to waging jihād in His way, then wait until Allah issues His edict, and Allah does not guide the transgressing lot.
««•»»

Pada ayat ini Allah memberikan peringatan bahwa jika orang-orang yang beriman lebih mencintai bapak-bapaknya, anak-anaknya, saudara-saudaranya, istri-istrinya, kaum keluarganya, harta kekayaannya, perniagaannya dan rumah-rumahnya daripada mencintai Allah dan Rasul-Nya serta berjihad menegakkan Asma-Nya, maka biarlah mereka berbuat demikian sampai datang saatnya, bahwa Allah akan mendatangkan siksa kepada mereka cepat atau lambat, mereka yang bersikap demikian itu adalah orang-orang fasik yang tidak akan mendapat hidayah dari Allah swt. Dengan demikian ayat ini memberi peringatan sebagai berikut:
  1. Bahwa cinta anak terhadap bapak adalah naluri yang ada pada tiap-tiap diri manusia. Anak sebagai keturunan dari bapaknya adalah mewarisi sebagian sifat-sifat dari tabiat-tabiat bapaknya.
  2. Bahwa cinta bapak kepada anaknya adalah naluri juga, bahkan lebih mendalam lagi karena anak merupakan jantung hati yang diharapkan melanjutkan keturunan dan meneruskan sejarah hidupnya. Dalam hal ini bapak rela menanggung segala macam pengorbanan untuk kebahagiaan masa depan anaknya.
  3. Bahwa cinta kepada saudara dan karib kerabat adalah suatu cinta yang berjalan dalam rangka pelaksanaan hidup dan kehidupan tolong-menolong, bantu-membantu dan bela-membela baik kehidupan rumah tangga maupun kehidupan bermasyarakat. Cinta yang demikian itu akan menumbuhkan perasaan hormat-menghormati dan sayang-menyayangi.
  4. Bahwa cinta suami istri adalah cinta yang terpadu antara dua jenis makhluk yang akan membina keturunan dan membangun rumah tangga untuk kebahagiaan hidup dan kehidupan dalam dunia dan akhirat. Oleh karena itu keutuhan hubungan suami istri yang harmonis menjadi pokok bagi kerukunan dan kebahagiaan hidup dan kehidupan yang diidam-idamkan.
  5. Bahwa cinta terhadap harta dalam segala jenis bentuknya baik harta usaha, warisan, perdagangan maupun rumah tempat tinggal dan lain-lain adalah cinta yang sudah menjadi tabiat manusia. Semua yang dicintai merupakan kebutuhan yang tidak dapat terpisahkan bagi hidup dan kehidupan manusia yang diusahakannya dengan menempuh segala jalan yang dihalalkan Allah swt. Adapun cinta kepada Allah swt. wajib didahulukan daripada segala macam cinta tersebut di atas karena Dialah yang memberi hidup dan kehidupan dengan segala macam karunia-Nya kepada manusia dan Dialah yang bersifat sempurna dan Maha Suci dari segala kekurangan. Begitu juga cinta kepada Rasulullah saw. haruslah lebih dahulu diutamakan pula karena Rasulullah saw. itu diutus Allah swt. untuk membawa petunjuk dan menjadi rahmat bagi alam semesta.
Firman Allah:
قُلْ إِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّونَ اللَّهَ فَاتَّبِعُونِي يُحْبِبْكُمُ اللَّهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ
Katakanlah: "Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu.
(QS. Ali Imran [3]:31)

Dan sabda Rasulullah saw.:
لا يؤمن أحدكم حتى أكون أحب إليه من والده وولده والناس أجمعين
Tidaklah sempurna iman salah seorang kamu sebelum ia mencintai aku lebih dari mencintai orang tuanya, anak anaknya dan manusia seluruhnya.
(H.R. Bukhari, dan Muslim dari Anas)

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

(Katakanlah, "Jika bapak-bapak, anak-anak, saudara-saudara, istri-istri dan kaum keluarga kalian) yaitu kaum kerabat kalian, menurut suatu qiraat lafal asyiiratukum dibaca asyiiraatukum (dan harta kekayaan yang kalian usahakan) harta hasil usaha kalian (dan perniagaan yang kalian khawatir kerugiannya) khawatir tidak laku (dan rumah-rumah tempat tinggal yang kalian sukai adalah lebih kalian cintai daripada Allah dan Rasul-Nya dan daripada berjihad di jalan-Nya) sehingga hal-hal tersebut mengakibatkan kalian enggan untuk melakukan hijrah dan berjihad di jalan-Nya (maka tunggulah) nantikanlah (sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya) ayat ini mengandung makna ancaman buat mereka. (Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang fasik").
««•»»
Say: ‘If your fathers, and your sons, and your brothers, and your wives, and your clan, your kinsmen (‘ashīratukum: a variant reading has ‘ashīrātukum), and the possessions which you have acquired, and merchandise for which you fear there may be no sale, no longer viable, and dwellings which you love, are dearer to you than God and His Messenger and struggling in His way, so that you have refrained from emigrating and struggling for the sake of such [things], then wait until God brings about His command — this is meant as a threat to them. And God does not guide the wicked folk’.
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»•[AYAT 23]•[AYAT 25]•
•[
KEMBALI]
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»» 
24of129
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=9&tAyahNo=24&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2 
http://al-quran.info/#9:24

[009] At Taubah Ayat 023

««•»»
Surah At Taubah 23

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَتَّخِذُوا آبَاءَكُمْ وَإِخْوَانَكُمْ أَوْلِيَاءَ إِنِ اسْتَحَبُّوا الْكُفْرَ عَلَى الْإِيمَانِ وَمَنْ يَتَوَلَّهُمْ مِنْكُمْ فَأُولَئِكَ هُمُ الظَّالِمُونَ
««•»»
yaa ayyuhaa alladziina aamanuu laa tattakhidzuu aabaa-akum wa-ikhwaanakum awliyaa-a ini istahabbuu alkufra 'alaa al-iimaani waman yatawallahum minkum faulaa-ika humu alzhzhaalimuuna
««•»»
Hai orang-orang beriman, janganlah kamu jadikan bapa-bapa dan saudara-saudaramu menjadi wali(mu), jika mereka lebih mengutamakan kekafiran atas keimanan dan siapa di antara kamu yang menjadikan mereka wali, maka mereka itulah orang-orang yang zalim.
««•»»
O you who have faith! Do not befriend your fathers and brothers[1] if they prefer faithlessness to faith. Those of you who befriend them —it is they who are the wrongdoers.
[1] Or ‘Do not take your fathers and brothers for intimates.’
««•»»

Ayat ini diturunkan sehubungan dengan sikap sebagian kaum Muslimin sewaktu diperintah hijrah ke Madinah, mereka menjawab: "Jika kami hijrah, putuslah hubungan kami dengan orang-orang tua kami, anak-anak dan famili-famili kami, hancurlah perdagangan kami dan akhirnya kami menjadi orang yang sia-sia."

Di dalam ayat ini Allah swt. melarang orang yang beriman menjadikan ibu bapak dan saudara-saudara mereka yang masih kafir menjadi pemimpin karena dikhawatirkan mereka akan mengetahui keadaan kaum muslim dan kekuatan persiapannya. Perbuatan yang serupa itu akan berarti kekuatan bagi kaum kafir untuk menentang kaum Muslimin.

Orang-orang mukmin yang tidak menaati larangan itu, yaitu di dalam keadaan perang, mereka masih membantu orang-orang kafir karena yang dibantu itu ada hubungan kekeluargaan. Orang yang demikian itu adalah orang yang lalim terhadap dirinya dan terhadap pengikut-pengikutnya.

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

Ayat ini diturunkan berkenaan dengan orang-orang yang tidak turut berhijrah karena alasan keluarga dan usaha perdagangannya yang tidak dapat ditinggalkan (Hai orang-orang yang beriman, janganlah kalian jadikan bapak-bapak dan saudara-saudara kalian menjadi wali, penguasa, kalian jika mereka lebih mengutamakan) lebih memilih (kekafiran atas keimanan dan siapa di antara kalian yang menjadikan mereka sebagai wali, maka mereka itulah orang-orang yang lalim).
««•»»
The following was revealed regarding those who refrained from emigrating because of their families and trade: O you who believe, do not take your fathers and brothers for your friends, if they prefer, if they have chosen, disbelief over belief; whoever of you takes them for friends, such are the evildoers.
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
•[AYAT 22]•[AYAT 24]•
•[
KEMBALI]
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»» 
23of129
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=9&tAyahNo=23&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2 
http://al-quran.info/#9:23

[009] At Taubah Ayat 022


««•»»
Surah At Taubah 22

خَالِدِينَ فِيهَا أَبَدًا إِنَّ اللَّهَ عِنْدَهُ أَجْرٌ عَظِيمٌ
««•»»
khaalidiina fiihaa abadan inna allaaha 'indahu ajrun 'azhiimun
««•»»
Mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Sesungguhnya di sisi Allah-lah pahala yang besar.
««•»»
to remain in them forever. With Allah indeed is a great reward.
««•»»

Pada ayat ini Allah swt. menjelaskan selanjutnya bahwa orang-orang yang memperoleh karunia tersebut akan tetap tinggal di dalam surga untuk selama-lamanya. Sesungguhnya di sisi Allah telah tersedia pahala yang sangat besar bagi orang-orang yang beriman dan beramal saleh terutama bagi orang-orang yang beriman dengan berhijrah dan berjihad dengan harta dan jiwa raganya.

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

(Mereka kekal) menjadi kata keterangan dari lafal yang muqaddarah/tidak disebutkan (di dalamnya selama-lamanya. Sesungguhnya di sisi Allahlah pahala yang besar.)
««•»»
therein they shall abide forever (khālidīna is an implied circumstance). Surely with God is a tremendous reward.
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
•[AYAT 21]•[AYAT 23]•
•[
KEMBALI]
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»» 
22of129
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=9&tAyahNo=22&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2 
http://al-quran.info/#9:22

[009] At Taubah Ayat 021

««•»»
Surah At Taubah 21

يُبَشِّرُهُمْ رَبُّهُمْ بِرَحْمَةٍ مِنْهُ وَرِضْوَانٍ وَجَنَّاتٍ لَهُمْ فِيهَا نَعِيمٌ مُقِيمٌ
««•»»
yubasysyiruhum rabbuhum birahmatin minhu waridhwaanin wajannaatin lahum fiihaa na'iimun muqiimun
««•»»
Tuhan mereka menggembirakan mereka dengan memberikan rahmat dari padaNya, keridhaan dan surga, mereka memperoleh didalamnya kesenangan yang kekal,
««•»»
Their Lord gives them the good news of His mercy and [His] pleasure, and for them there will be gardens with lasting bliss,
««•»»

Ayat ini menerangkan, bahwa Allah swt. memberikan kabar gembira kepada orang-orang mukmin yang berhijrah dan berjihad fisabilillah akan mendapat balasan berupa rahmat yang luas, keridaan yang sempurna dan surga yang menjadi tempat tinggal mereka selama lamanya. Di dalamnya mereka akan menerima segala macam kenikmatan yang kekal dan abadi. Sebesar-besar pahala dari Allah swt. adalah memperoleh rida-Nya.

Sebagaimana firman-Nya:
وَعَدَ اللَّهُ الْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا وَمَسَاكِنَ طَيِّبَةً فِي جَنَّاتِ عَدْنٍ وَرِضْوَانٌ مِنَ اللَّهِ أَكْبَرُ ذَلِكَ هُوَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ
Allah menjanjikan kepada orang-orang yang mukmin laki-laki dan perempuan (akan mendapat) surga yang di bawahnya mengalir sungai-sungai, kekal mereka di dalamnya, dan (mendapat) tempat-tempat yang bagus di surga Aden. Dan keridaan Allah adalah lebih besar; itu adalah keberuntungan yang besar.
(Q.S. At Taubah :72)

Hal ini disebutkan juga dalam hadis Nabi Muhammad saw.:
إن الله يقول لأهل الجنة: يا أهل الجنة فيقولون: لبيك ربنا وسعديك فيقول: هل رضيتم؟ فيقولون: وما لنا لا نرضى وقد أعطتينا ما لم تعط احدا من خلقك فيقول: انا أعطيكم افضل من ذلك فيقولون ربنا وأي شيء أفضل من ذلك؟ فيقول: أحل عليكم رضواني فلا أسخط عليكم بعده أبدا
Allah berkata kepada ahli surga, "Wahai ahli surga!" Mereka menjawab, "Kami patuh kepada Engkau ya Tuhan kami." Allah berkata, "Apakah kamu sekalian telah rida?" Mereka menjawab, "Bagaimanakah kami tidak akan rida sedangkan Kami telah Engkau karuniakan sesuatu yang belum pernah Engkau karuniakan kepada siapa pun?" Allah berkata lagi, "Aku akan memberikan kepadamu sesuatu yang lebih utama dari apa yang telah Kuberikan." Mereka bertanya, "Ya Tuhan kami pemberian apakah yang lebih utama itu?" Allah berkata, "Aku telah meridai kamu sekalian dan tidak akan memurkaimu sesudah itu selama-lamanya."
(H.R. Bukhari, Muslim, Tirmizi, dan Nasa'i dari Abi Said Al-Khudri)

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

(Tuhan mereka menggembirakan mereka dengan memberikan rahmat daripada-Nya, keridaan dan surga, mereka memperoleh di dalamnya kesenangan yang kekal) abadi.
««•»»
Their Lord gives them good tidings of mercy from Him and beatitude; for them shall be gardens wherein is enduring, everlasting, bliss,
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
•[AYAT 20]•[AYAT 22]•
•[
KEMBALI]
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»» 
21of129
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=9&tAyahNo=21&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2 
http://al-quran.info/#9:21