««•»»
Surah At Taubah 7
كَيْفَ يَكُونُ لِلْمُشْرِكِينَ عَهْدٌ عِنْدَ اللَّهِ وَعِنْدَ رَسُولِهِ إِلَّا الَّذِينَ عَاهَدْتُمْ عِنْدَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ فَمَا اسْتَقَامُوا لَكُمْ فَاسْتَقِيمُوا لَهُمْ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُتَّقِينَ
««•»»
kayfa yakuunu lilmusyrikiina 'ahdun 'inda allaahi wa'inda rasuulihi illaa alladziina 'aahadtum 'inda almasjidi alharaami famaa istaqaamuu lakum faistaqiimuu lahum inna allaaha yuhibbu almuttaqiina
««•»»
Bagaimana bisa ada perjanjian (aman) dari sisi Allah dan RasulNya dengan orang-orang musyrikin, kecuali orang-orang yang kamu telah mengadakan perjanjian (dengan mereka) di dekat Masjidilharaam {632}? maka selama mereka berlaku lurus terhadapmu, hendaklah kamu berlaku lurus (pula) terhadap mereka. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertakwa.
How shall the polytheists have any [valid] treaty with Allah and His Apostle?! (Barring those with whom you made a treaty at the Holy Mosque; so long as they are steadfast with you, be steadfast with them. Indeed Allah loves the Godwary.)
««•»»
Pada ayat ini diterangkan bahwa Allah dan Rasul-Nya tidak dapat meneruskan dan memelihara perjanjian dengan orang-orang musyrikin kecuali dengan mereka yang mengindahkan perjanjian di dekat Masjidil Haram.
Oleh karena itu sebagai patokan umum yang harus dilaksanakan oleh kaum Muslimin terhadap kaum musyrikin Allah menjelaskan, bahwa jika mereka mematuhi syarat-syarat perjanjian, maka kaum Muslimin pun harus berbuat demikian pula terhadap mereka, Allah menyukai orang-orang yang bertakwa, sedang orang-orang yang tidak mengindahkan syarat-syarat perjanjian adalah orang-orang yang berkhianat dan tidak bertakwa kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala.
Yang dimaksud dengan perjanjian Masjidil Haram di sini ialah perjanjian Hudaibiyah yang terjadi sewaktu Nabi Muhammad Shalallaahu 'Alayhi Wasallam dan sejumlah besar dari para sahabat pada tahun ke 6 Hijrah berangkat dari Madinah menuju Mekah untuk mengerjakan ibadah umrah, dan setelah mereka sampai di suatu tempat yang bernama Hudaibiyah, yang jaraknya 13 mil sebelah barat kota Mekah, mereka dicegat dan dihalang-halangi oleh orang-orang kafir Quraisy sehingga terjadilah perjanjian damai yang dinamakan dengan tempat itu.
Menurut riwayat Ibnu Hatim bahwa di antara suku Arab musyrikin yang mengindahkan perjanjian Hudaibiyah itu adalah suku Bani Damrah dan suku Kinanah, sehingga menurut sebagian mufassirin, Nabi dan kaum Muslimin menyempurnakan perjanjian Hudaibiyah dengan dua suku ini, meskipun telah habis jangka masa empat bulan yang diberikan kepada kaum musyrikin.
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
(Bagaimana) tidak mungkin (bisa ada perjanjian aman dari Allah dan Rasul-Nya dengan orang-orang musyrik) sedangkan mereka masih tetap dalam kekafirannya terhadap Allah dan Rasul-Nya lagi berbuat khianat (kecuali orang-orang yang kalian telah mengadakan perjanjian dengan mereka di dekat Masjidilharam) ketika perang Hudaibiah; mereka adalah orang-orang Quraisy yang dikecualikan sebelumnya (maka selama mereka berlaku lurus terhadap kalian) selagi mereka menepati perjanjiannya dan tidak merusaknya (hendaklah kalian berlaku lurus pula terhadap mereka) dengan menunaikan perjanjian itu. Huruf maa pada lafal famastaqaamuu adalah maa syarthiyah.
(Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertakwa) Nabi Shalallaahu 'Alayhi Wasallam telah menepati perjanjiannya dengan mereka, sehingga mereka sendirilah yang merusak perjanjian itu, karena mereka membantu Bani Bakar untuk memerangi Bani Khuza'ah.
««•»»
How can the idolaters have a pact with God and His Messenger — they cannot —while they disbelieve in God and His Messenger, acting treacherously; except for those with whom you made a pact at the Sacred Mosque?, the day of al-Hudaybiyya — these were Quraysh, for whom an exception was made earlier [Q. 9:4]. So long as they are true to you, keeping to the pact and not breaking it, be true to them, by fulfilling it (fa-mā, ‘so long as’: the mā is a conditional particle). Truly God loves the God-fearing: the Prophet (s) had kept to the pact made with them until they broke it by supporting the Banū Bakr against Khuzā‘a.
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
•[AYAT 6]•[AYAT 8]•
•[KEMBALI]•
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
7of129
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=9&tAyahNo=7&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2
http://al-quran.info/#9:7
Surah At Taubah 7
كَيْفَ يَكُونُ لِلْمُشْرِكِينَ عَهْدٌ عِنْدَ اللَّهِ وَعِنْدَ رَسُولِهِ إِلَّا الَّذِينَ عَاهَدْتُمْ عِنْدَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ فَمَا اسْتَقَامُوا لَكُمْ فَاسْتَقِيمُوا لَهُمْ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُتَّقِينَ
««•»»
kayfa yakuunu lilmusyrikiina 'ahdun 'inda allaahi wa'inda rasuulihi illaa alladziina 'aahadtum 'inda almasjidi alharaami famaa istaqaamuu lakum faistaqiimuu lahum inna allaaha yuhibbu almuttaqiina
««•»»
Bagaimana bisa ada perjanjian (aman) dari sisi Allah dan RasulNya dengan orang-orang musyrikin, kecuali orang-orang yang kamu telah mengadakan perjanjian (dengan mereka) di dekat Masjidilharaam {632}? maka selama mereka berlaku lurus terhadapmu, hendaklah kamu berlaku lurus (pula) terhadap mereka. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertakwa.
{632} Yang dimaksud dengan dekat Masjidilharam Ialah: Al-Hudaibiyah, suatu tempat yang terletak dekat Makkah di jalan ke Madinah. pada tempat itu Nabi Muhammad Shalallaahu 'Alayhi Wasallam Mengadakan Perjanjian gencatan senjata dengan kaum musyrikin dalam masa 10 tahun.
««•»»How shall the polytheists have any [valid] treaty with Allah and His Apostle?! (Barring those with whom you made a treaty at the Holy Mosque; so long as they are steadfast with you, be steadfast with them. Indeed Allah loves the Godwary.)
««•»»
Pada ayat ini diterangkan bahwa Allah dan Rasul-Nya tidak dapat meneruskan dan memelihara perjanjian dengan orang-orang musyrikin kecuali dengan mereka yang mengindahkan perjanjian di dekat Masjidil Haram.
Oleh karena itu sebagai patokan umum yang harus dilaksanakan oleh kaum Muslimin terhadap kaum musyrikin Allah menjelaskan, bahwa jika mereka mematuhi syarat-syarat perjanjian, maka kaum Muslimin pun harus berbuat demikian pula terhadap mereka, Allah menyukai orang-orang yang bertakwa, sedang orang-orang yang tidak mengindahkan syarat-syarat perjanjian adalah orang-orang yang berkhianat dan tidak bertakwa kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala.
Yang dimaksud dengan perjanjian Masjidil Haram di sini ialah perjanjian Hudaibiyah yang terjadi sewaktu Nabi Muhammad Shalallaahu 'Alayhi Wasallam dan sejumlah besar dari para sahabat pada tahun ke 6 Hijrah berangkat dari Madinah menuju Mekah untuk mengerjakan ibadah umrah, dan setelah mereka sampai di suatu tempat yang bernama Hudaibiyah, yang jaraknya 13 mil sebelah barat kota Mekah, mereka dicegat dan dihalang-halangi oleh orang-orang kafir Quraisy sehingga terjadilah perjanjian damai yang dinamakan dengan tempat itu.
Menurut riwayat Ibnu Hatim bahwa di antara suku Arab musyrikin yang mengindahkan perjanjian Hudaibiyah itu adalah suku Bani Damrah dan suku Kinanah, sehingga menurut sebagian mufassirin, Nabi dan kaum Muslimin menyempurnakan perjanjian Hudaibiyah dengan dua suku ini, meskipun telah habis jangka masa empat bulan yang diberikan kepada kaum musyrikin.
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
(Bagaimana) tidak mungkin (bisa ada perjanjian aman dari Allah dan Rasul-Nya dengan orang-orang musyrik) sedangkan mereka masih tetap dalam kekafirannya terhadap Allah dan Rasul-Nya lagi berbuat khianat (kecuali orang-orang yang kalian telah mengadakan perjanjian dengan mereka di dekat Masjidilharam) ketika perang Hudaibiah; mereka adalah orang-orang Quraisy yang dikecualikan sebelumnya (maka selama mereka berlaku lurus terhadap kalian) selagi mereka menepati perjanjiannya dan tidak merusaknya (hendaklah kalian berlaku lurus pula terhadap mereka) dengan menunaikan perjanjian itu. Huruf maa pada lafal famastaqaamuu adalah maa syarthiyah.
(Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertakwa) Nabi Shalallaahu 'Alayhi Wasallam telah menepati perjanjiannya dengan mereka, sehingga mereka sendirilah yang merusak perjanjian itu, karena mereka membantu Bani Bakar untuk memerangi Bani Khuza'ah.
««•»»
How can the idolaters have a pact with God and His Messenger — they cannot —while they disbelieve in God and His Messenger, acting treacherously; except for those with whom you made a pact at the Sacred Mosque?, the day of al-Hudaybiyya — these were Quraysh, for whom an exception was made earlier [Q. 9:4]. So long as they are true to you, keeping to the pact and not breaking it, be true to them, by fulfilling it (fa-mā, ‘so long as’: the mā is a conditional particle). Truly God loves the God-fearing: the Prophet (s) had kept to the pact made with them until they broke it by supporting the Banū Bakr against Khuzā‘a.
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
•[AYAT 6]•[AYAT 8]•
•[KEMBALI]•
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
7of129
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=9&tAyahNo=7&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2
http://al-quran.info/#9:7
Tidak ada komentar:
Posting Komentar